Rabu, 22 Mei 2013

Rangkuman dialog


Bagian I. Tentang AlQuran sebagai tinjauan bukti sejarah.

Sejarah teks (textual history) al-Quran sangat problematis (bermasalah) krn secara hakiki, tidak ada satupun dari ortografi naskah al-Quran asli dulu yg masih ada pada hari ini (sejak ratusan tahun yang telah berlalu).
Tidak ada naskah al-Quran yg ada saat ini, yg tidak berubah. Sekalipun perubahan naskah itu alasannya demi kebaikan, namun tetap saja, wajah teks asli sudah berubah.

Manuskrip-manuskrip awal al-Quran, misalnya, tidak memiliki titik dan baris dan ditulis dgn khat Kufi yg sangat berbeda dgn tulisan yg saat ini digunakan.
Modernisasi tulisan arab gundul dan ortografi untuk melengkapi teks dgn tanda titik dan baris, sekalipun memiliki tujuan yg baik, namun telah merusak teks asli. Teks yg diterima (textus receptus) saat ini, bukan fax dari al-Quran yg pertama kali.

Namun, ia adalah teks yg merupakan hasil dari berbagai proses perubahan ketika periwayatannya berlangsung dari generasi ke generasi di dalam komunitas masyarakat. (Arthur Jeffery, The Quran as Scripture, New York: R. F. Moore: 1952).

Di bwh ini aneka ragam mushaf Quran:
- Penduduk Kufah yang menganggap mushaf ‘Abdullah ibn Mas’ud sebagai al-Quran edisi mereka (their recension of the Quran),
- Penduduk Basra dengan mushaf Abu Musa,
- Penduduk Damaskus dengan mushaf Miqdad ibn al-Aswad, dan
- Penduduk Syiria dengan mushaf Ubay.

Al-Kitab/Bible Mampu, Tetapi Al-Quran Tidak Mampu Tahan Uji, Menurut Pengakuan Tokoh-Tokoh Islam
febrina.wordpress.com
Salah satu dasar keyakinan Kristen terhadap keaslian semua teks Alkitab adalah kemampuannya tahan uji selama 2000 tahun terhadap semua

Islam mengatakan bahwa Qur'an bukan saja wahyu dari Tuhan tetapi
pengungkapan terakhir kepada umat manusia. Ini bisa dilihat dari
kata-kata "Ibu semua kitab" dalam Surah 43:2-4. Muslim bersikeras
bahwa Qur'an adalah ungkapan pernyataan Tuhan paling akhir dan setiap kata dalam Quran sama persis dengan apa kata Allah. Kitab Quran yang asli disimpan di surga. Surah 85:21-22 mengatakan, "Nay this is a glorious Qur'an, (inscribed) in a tablet preserved." Para pakar Islam oleh karena itu mengatakan bahwa surah ini merujuk pada kitab Quran yang disimpan di surga dan oleh karena itu tidak pernah diciptakan. Qur'an yang tersebar di bumi adalah identik dengan yang disimpan di surga, bahkan sampai kepada tanda titik, judul dan pembagian bab Persis sama.

Menurut tradisi Muslim, wahyu-wahyu ini diturunkan (Tanzil atau
Nazil), kepada bagian langit ketujuh yang paling bawah pada bulan
Ramadan, pada malam lailat al Qadr (Surah 17:85).

Sejak itu wahyu-wahyu diturunkan oleh Muhamad secara bertahap, sesuai kebutuhan lewat Jibril (Surah 25:32). jadi, setiap huruf bebas dari pengaruh manusia, sehingga menampakkan Qur'an sebagai suci, memiliki otoritas dan integritas.

Pernyataan-pernyataan diatas tidak pernah terbukti benar atau tidak.
Karena orang selalu enggan untuk memaparkan pertanyaan tentang Qur'an dan Muhamad karena takut mengundang reaksi negatif.

Baru sekarang, para pakar sekuler Islam ("Orientalis") menguji kembali
sumber-sumber islam ini. Dan mereka menemukan bahwa Qur'an tidak
diturunkan kepada satu orang, tetapi merupakan kumpulan atau
peng-editan oleh sekelompok orang selama beberapa abad (Rippin
1985:155; dan 1990:3,25, 60). Jadi, Qur'an yang kita baca sekarang
tidak sama dengan apa yang ada pada abad ke 7M. Kemungkinan merupakan hasil abad 8M dan 9M (Wansbrough 1977:160-163). Akibatnya, tahap pembentukan Islam, menurut mereka tidak berlansung pada masa Muhamad namun berkembang selama 200-300 tahun berikutnya (Humphreys 1991:71,83-89).

Sumber-sumber materi bagi periode inisangat sedikit.Dan diluar Qur'an, semua sumber berusia jauh setelah abad 7. Sebelum 750M kami tidak memiliki dokumen yang bisa di-verifikasi yang bisa menjelaskan periode pembentukan Islam ini (Wansbrough 1978:58-59). Tidak ada satupun materi yang eksis guna membuktikan materi tradisi Islam ini. Dokumen berikutnya hanyalah mencontek dokumen-dokumen sebelumnya, yang tidak lagi eksis (kalau memang pernah eksis) (Crone 1987:225-226; Humphreys 1991:73). Periode klasik ini (sekitar 800 AD) menggambarkan masa lalu, tetapi dari sudut pandangnya sendiri, seperti orang dewasa menulis tentang masa kecilnya yang cenderung
mengingat-ingat hal yang manis-manis saja. Sehingga kesaksian ini
bersifat tidak obyektif dan oleh karena itu tidak dapat diterima
sebagai otentik (lihat studi-studi Crone tentang problema tradisi,
khususnya mereka yang tergantung cerita-cerita penyair-penyair
setempat di Mekah....1987, pp.203-230 dan 'Slaves on Horses', 1980,
pp. 3-17).

Akibatnya, jurang pendapat antara pakar sejarah dengan Muslim semakin besar: Muslim ortodox percaya penuh bahwa wahyu Islam adalah intervensi Ilahi lewat Jibril selama periode 22 tahun (610-632 A.D.), masa yang menetapkan hukum dan tradisi yang akhirnya membentuk Islam.

Tetapi teori ini pula diragukan sejarawan sekuler karena ini
mengasumsi bahwa pada abad ke 7, Islam, sebuah agama yang terdiri dari hukum dan tradisi yang njelimet dibentuk dalam sebuah budaya nomad terbelakang dan berfungsi penuh dalam hanya 22 tahun.

Wilayah Arabia sebelumnya tidak dikenal sebagai dunia beradab. Periode ini bahkan dicap sebagai periode Jahiliyah (period keterbelakangan). Wilayah Arabia sebelum Muhamad tidak memiliki budaya maju, apalagi infrastruktur yang diperlukan untuk menciptakan keadaan yang mendukung pembentukan Islam (Rippin 1990:3-4). Jadi, bagaimana Islam diciptakan secepat dan serapih itu ? Dalam lingkungan padang pasir yang terbelakang?

Muncullah kelompok-kelompok pakar sejarah baru tentang Islam
akhir-akhir ini (seperti Dr. John Wansbrough, Michael Cook [dari SOAS,
London], Patricia Crone dari Oxford/ Cambridge, Yehuda Nevo dari
University of Jerusalem, Andrew Rippin dari Canada,dll).

Tulisan saya ini didasarkan atas studi mereka guna dapat mengerti asal
usul Qur'an. Ini merupakan materi yang perlu dihadapi para apologis
Muslim dengan serius karena kebanyakan data mereka meragukan
claim-claim para pakar Muslim tradisonal tentang Qur'an dan Muhamad.

SUMBER-SUMBER ISLAM

Semua studi tentang Quran harus dimulai dengan problema sumber-sumber primer dan sumber-sumber sekunder. Sumber-sumber primer adalah materi yang paling dekat pada peristiwa ybs. Sumber sekunder hanya menyangkut materi akhir-akhir ini, dan tergantung sumber-sumber primer. Dalam Islam, sumber-sumber primer yang kita miliki adalah 150-300 th setelah peristiwa ybs, dan oleh karena itu cukup jauh dari peristiwa tsb (Nevo 1994:108; Wansbrough 1978:119; Crone 1987:204). Oleh karena itu, sumber-sumber sekunder, tergantung dari materi lain,kebanyakan tidak lagi eksis.

Sumber-sumber pertama dan terbesar adalah "tradisi Muslim atau Islam."

Tradisi Muslim merupakan tulisan-tradisi yang disusun Muslim pada abad
ke 8-10M tentang apa yang dikatakan dan dilakukan Muhamad pada abad 7M serta komentar-komentar tentang Qur'an. Ini merupakan materi yang paling luas yang pernah kami miliki tentang masa dini Islam.
Tradisi-tradisi ini juga ditulis secara lebih mendetil, mencakup
tanggal-tanggal dan keterangan tentang apa yang terjadi. Mereka
merupakan pelengkap Qur'an.

Qur'an sendiri sulit diikuti, membingungkan pembaca karena meloncat
dari cerita yang satu ke cerita yang lain, dengan sedikit narasi latar
belakang ataupun penjelasan, Oleh karena itulah diperlukan Tradisi
karena mereka menambahkan detil-detail yang hilang. Dalam beberapa
hal, Tradisi lebih kuat ketimbang Qur'an; contoh, saat Qur'an menyebut
tentang tiga kali solat (surah 11:114; 17:78-79; 30:17-18 dan mungkin
24:5, sementara Tradisi menyebut lima kali solat, yang kemudian
diterima Muslim. (Glasse 1991:381).

Para pengarang Tradisi ini bukan penulis, tetapi pengumpul dan editor
yang mengumpulkan informasi yang disampaikan kepada mereka dan lalu mereproduksinya. Ada banyak pengumpul informasi, tetapi empat orang dianggap yang paling otoritatif oleh Muslim dan kesemuanya mengumpulkan materi mereka antara tahun 750-923 AD. (atau 120-290 tahun setelah kematian Muhamad).

Sirat Rasulullah adalah kesaksian tentang kehidupan tradisonal nabi
(termasuk pertempuran-pertempurannya). Yang paling komprehensif
ditulis oleh Ibn Ishaq (w. 765 AD), walau tidak ada satupun
manuskripnya eksis di jaman ini. Akibatnya, kita tergantung Sirat-nya
Ibn Hisham (w. 833 AD), yang katanya diambil dari Ibn Ishaq, walau,
menurut pengakuannya sendiri (menurut riset Patricia Crone) ia
menghindari topik-topik yang dianggap rawan, seperti hal-hal yang
dianggapnya keterlaluan, sajak-sajak yang tidak dicatat ditempat lain,
dan hal-hal yang tidak dapat ia percaya. (Crone 1980:6).

Hadis adalah ribuan laporan pendek atau narasi (akhbar) tentang
perkataan dan kelakuan nabi yang dikumpulkan Muslimin di abad 9-10M.
Yang paling terkenal adalah koleksi hadis al-Bukhari (w. 870 AD) dan
dianggap Muslimin sebagai yang paling otoritatif. Ta'rikh adalah sejarah atau kronologi kehidupan nabi, yang paling terkenal ditulis oleh al-Tabari (w. 923 AD) pada permulaan abad ke 10M. Tafsir adalah komentar dan exegesis tentang Qur'an, bahasa dan konteks; yang paling terkenal ditulis al-Tabari (w. 923 AD).

TANGGAL-TANGGAL TERLAMBAT

Nah, pertanyaan pertama adalah, mengapa tradisi-tradisi diatas ini
ditulis begitu terlambat ? 150-300 tahun setelah kejadian ? Kami tidak
memiliki satupun kesaksian dari masy Islam selama 150 tahun pertama,
antara invasi-invasi Arab pertama [permulaan abad ke 7] dan timbulnya
naratif-naratif sira-maghazi dari literature Islam paling dini"
[menujnu abad ke8] (Wansbrough 1978:119). Masa tidak ada sedikitpun bukti-bukti atas perkembangan tradisi kuno Arab menuju Islam selama 150 tahun itu ? Faktanya memang, kita tidak temukan apa-apa (Nevo 1994:108; Crone 1980:5.

Muslimin ada yang tidak setuju dan bersikeras bahwa ada bukti
tradisi-tradisi yang lebih dini, khususnya dari Muwatta oleh Malik ibn
Anas (lahir th 712 AD dan wafat 795 AD). Norman Calder dalam bukunya 'Studies in Early Muslim Jurisprudence' tidak setuju dengan tanggal dini itu dan mempertanyakan apakah karya-karya itu bisa diatribusikan kepada para pengarang-pengarang dini. Katanya, kebanyakan teks jaman itu merupakan "teks-teks sekolah," ditransmisikan dan dikembangkan selama beberapa generasi dan dalam bentuk yang jelas jauh lebih modern daripada jaman 'pengarang-pengarang asli.'

Setelah adanya asumsi bahwa hokum Shafi'i (yang menuntut bahwa semua hadis dicari sumbernya ke Muhamad) hanya berlaku sesudah th 820 AD, ia menyimpulkan bahwa karena Mudawwana sama sekali tidak menyinggung otoritas kenabian Muhamad (padahal Muwatta melakukannya), ini berarti bahwa Muwatta pastilah dokumen paling akhir. Akibatnya, Calder menempatkan Muwatta tidak sebelum 795 AD, tetapi setelah ditulisnya Mudawwana pada th 854 AD. Malah Calder menempatkan Muwatta bukan di abad ke 7, malah ke abad 11 di Cordoba, Spanyol (Calder 1993). Kalau memang ia benar, maka kami memang tidak memiliki bukti apapun tentang tradisi dari masa permulaan Islam.

Humphreys mengatakan, "Muslimin, kami asumsi, pastilah sangat
berhati-hati dalam mencatat prestasi spektakuler mereka, sementara
masy yang mereka jajah, mereka yang jauh lebih berpendidikan dan
beradab, pasti sulit mengerti nasib apa yang menimpa mereka."
(Humphreys 1991:69) Namun menurut Humphreys, semua yang kami temukan dari periode dini ini adalah sumber-sumber yang , "entah
terpecah-pecah (fragmented) atau mewakili perspektif yang sangat
spesifik atau bahkan eksentrik," sehingga menjadikan sulit untuk
merekonstruksi abad pertama Islam secara memadai (Humphreys 1991:69).

Pertanyaannya, oleh karena itu, dari mana para penyusun abad ke 8 dan 9M mendapatkan materi mereka?

Jawabannya ? Kita tidak tahu. "Bukti atas dokumentasi sebelum 750 AD
terdiri dari hampir seluruhnya kutipan-kutipan meragukan yang tercatat
dalam kompilasi abad berikutnya." (Humphreys 1991:80) KESIMPULAN,
tidak adanya bukti yang meyakinkan bawha Tradisi memang berbicara
secara jujur tentang kehidupan Muhamad, atau bahkan Qur'an (Schacht 1949:143-154). Kami diminta untuk percaya bahwa dokumen-dokumen ini, yang tertulis ratusan tahun dianggap akurat, walau kami tidak dibarengi dengan bukti diluar Isnad, yang tidak lebih dari daftar
nama-nama mereka yang menurunkan tradisi-tradisi ini. Bahkan Isnad tidak didukung oleh dokumen yang bisa membuktikan otentisitas mereka (Humphreys 1991:81-83)!

Muslimin membela diri dengan mengatakan bahwa tanggal-tanggal
terlambat sumber-sumber primer itu karena tradisi tulisan dalam
kawasan terisolasi itu pada jaman itu belum ada. Ini jelas omong
kosong karena tradisi menulis diatas kertas sudah dimulai jauh sebelum
abad ke 7. Kertas tulis diciptakan di abad ke empat dan digunakan
secara luas di dunia beradab setelah itu. Dinasti Persia, Umayyad,
bermarkas di Syria, daerah yang tadinya Kristen Byzantin dan BUKAN
Arab. Mereka merupakan budaya maju yang menggunakan sekretaris dalam istana-istana Kalifah, dan membuktikan bahwa penulisan manuskrip sudah dikembangkan disitu.

Dikatakan bahwa jazirah Arab (atau dikenal sebagai Hijaz) di abad ke 7
dan sebelumnya merupakan daerah perdagangan dengan karavan-karavan melewati rute-rute utara-selatan dan mungkin timur-barat. Walau bukti-bukti menunjukkan bahwa perdagangan sebagian besar bersifat local (akan didiskusikan nanti), tradisi karavan memang sudah ada. Bagaimana para pemilik karavan mencatat harga-harga dagangan mereka ? Dengan menghafal angka-angka ?

Dan akhirnya, kami harus bertanya, BAGAIMANA KAMI BISA MENDAPATKAN QURAN, KALAU TIDAK ADA ORANG SAAT ITU YANG BISA MENULIS DIATAS KERTAS?

Muslimin bersikeras bahwa eksistensi sejumlah kodifikasi Quran tidak
lama setelah wafatnya Muhamad, seperti miliknya Abdullah ibn Mas'ud,
Abu Musa, dan Ubayy b. Ka'b (Pearson 1986:406). Apa kodeks-kodeks itu kalau bukan dokumen tertulis ?

Teks Usman sendiri harus ditulis, kalau tidak tidak akan disebut TEKS!
Teknologi menulis diatas kertas sudah ada, tetapi karena alasan
tertentu, tidak ada data-data yang membuktikan adanya dokumen-dokumen sebelum 750 AD.


UMUR

Pakar Muslim juga ada yang mengatakan bahwa alasan tidak adanya
dokumen dini itu adalah karena usia tua! Bahan penulisan sumber-sumber primer itu entah rapuh karena usia atau karena manusia tidak hati-hati dalam menanganinya dan oleh karena itulah lumrah kalau mereka hancur.

Argumen ini agak aneh. The British Library memiliki ribuan dokumen
yang ditulis oleh orang-orang yang hidup tidak jauh dari jazirah Arab
dan jauh lebih dini. Yang dipertontonkan adalah manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru seperti Codex Syniaticus dan Codex Alexandrinus, keduanya ditulis di abad ke 4, atau 300-400 tahun sebelum
periode Muhamad! Kok mereka tidak rapuh karena usia?

Argumen usia tua ala Muslim ini khususnya lemah menyangkut Qur'an itu sendiri. "Teks Usman" Qur'an (kodeks final yang dianggap disusun oleh Zaid ibn Thabit, dibawah pengawasan kalif ketiga, Usman) dianggap Muslimin sebagai literature yang paling penting yang pernah ditulis. Seperti kami sebuntukan sebelumnya, menurut Surah 43:2-4, Quran adalah "ibu segala buku." Keunikannya adalah karena Quran ini adalah duplikat persis dari "tulisan-tulisan abadi" yang eksis di surga (Surah 85:22).

Tradisi Muslim mengatakanbahwa semua kodeks-kodeks dan
manuskrip-manuskrip yang bersaingan dengannya DIHANCURKAN setelah 646-650 AD. Bahkan "copy Hafsah," dari mana resensi final diambil telah DIBAKAR. Kalau teks Usman ini begitu penting, MENGAPA OH MENGAPA TIDAK DITULIS PADA KERTAS, atau bahan lain yang bisa awet sampai sekarang? kalau memang manuskrip-manuskrip dini rapuh karena usia, mengapa mereka tidak diganti dengan tulisan-tulisan pada kulit binatang, seperti dokumen-dokumen kuno lainnya yang sampai sekarang masih eksis ?

Kami tidak memiliki bukti absolute apapun tentang teks asal Qur'anic
(Schimmel 1984:4). Kami juga tidak memiliki keempat copy yang dibuat
dari resensi ini dan dikirm ke Mekah, Medinah, Basra dan Damascus
(lihat argumen Gilchrist dalam bukunya "Jam' al-Qur'an", 1989, pp.
140-154, dan juga "The Quran" tulisan Ling & Safadi, 1976, pp. 11-17).
Bahkan kalau copy-copy ini rapuh dengan usia, mana mungkin tidak ada
sedikitpun bekas-bekas fragmen yang dapat kami jadikan bahan rujukan.

Pada akhir abad ke 6, Islam meluas sampai Afrika Utara dan Spanyol dan bahkan sampai ke India. Qur'an merupakan pusat kepercayaan para penjajah Muslim itu. Nah, akalu memang begitu, pastilah ada
dokumen-dokumen ataupun manuskrip Qur'an yang masih eksis sampai hari ini.

Nyatanya, tidak ada apapun yang tersisi dari periode itu.

Perjanjian Baru milik Kristen dapat dibuktikan oleh lebih dari 5.300
manuskrip Yunani, 10.000 Latin Vulgates (Injil Latin ?) dan paling
tidak 9.300 versi dini, sehingga total manuskrip kuno Perjanjian Baru
mencapai lebih dari 24.000 manuskrip YANG MASIH EKSIS (McDowell
1990:43-55), kebanyakan ditulis antara 25 - 400 tahun setelah kematian Kristus (McDowell 1972:39-49). Tetapi ISLAM TIDAK DAPAT MENUNJUKKAN SATU MANUSKRIPpun sebelum abad ke DELAPAN ! (Lings & Safadi 1976:17; Schimmel 1984:4-6).

Kalau Kristen, kafir-jahilyah-najis-ahlul kitab-yang-melenceng-dari-jalan-yang-benar, bisa menyimpan ribuan manuskrip kuno dan semunya ditulis jauh sebelum abad ke 7, pada saat KERTAS BELUM DICIPTAKAN, sampai harus menulis pada papirus yang akhirnya juga rapuh tetapi dicatat kembali lagi secara berulang-ulang, mengapa Muslim tidak mampu menunjukkan satu manuskrip apapun dari abad
Quran dikatakan, 'diturunkan'?

Jadi, argument bahwa Quran-Quran kuno rapuh dimakan rayap adalah
alasan yang dicari-cari.


MANUSKRIP

Muslim masih ngotot juga dan mengatakan bahwa mereka toh memiliki
'resensi-resensi Usmani' ini berupa copy-copy orijinal dari abad ke 7.
Ada Muslim yang mengatakan copy-copy asli itu disimpan di Mekah, Kairo dan hamper di setiap kota kuno yang dijajah Islam.
Tapi kalau saya meminta data yang bisa membuktikan usia
manuskrip-manuskrip itu, (mengingat sekarang hal itu bisa dilakukan
dengan teknik 'carbon-dating') ternyata manuskrip-manuskrip belum
pernah diuji usianya. Memang ada dua dokumen yang bisa dipercaya dan sering dirujuk Muslim. Ini dinamakan dengan manuskrip Samarkand, yang disimpan di Perpustakaan Soviet di Tashkent, Uzbekistan (dibagian selatan mantan Uni Soviet), dan manuskrip Topkapi, yang berada Museum Topkapi di Istanbul, Turki.

Kedua dokumen ini memang tua, dan sudah banyak dianalisa secara
etimologis dan paleografis oleh para skriptologis dan ahli kaligrafi
Arab.

MANUSKRIP SAMARKAND – diambil dari 'Jam' al-Qur'an'-nya Gilchrist
1989, pp. 148-150: Manuskrip Samarkand bukan dokumen komplet. Malah, dari 114 surah yang ditemukan di Qur'an sekarang, hanya surah-surah 2 - 43 yang termasuk didalamnya. Dari surah-surah ini pun kebanyakan teks hilang. Inskripsi teks codex Samarkand ini menawarkan masalah karena tidak reguler. Ada halaman-halaman yang ditulis secara rapih dan seragam, Sementara ada yang tidak rapih dan tidak seimbang (Gilchrist 1989:139 and 154). Di beberapa halaman, teks itu sangat ekspansif, sementara di halaman-halaman lain teksnya berjejalan dan padat. Kadang, huruf Arab KAF dikecualikan dari teks, sementara ditempat lain, huruf itu tidak hanya diperluas tetapi malah merupakan huruf dominant di teks ybs. Karena kebanyakan halaman-halaman manuskrip begitu berbeda satu sama
lain, asumsinya adalah bahwa manuskrip Samarkand tsb merupakan
kumpulan teks dari manuskrip-manuskrip yang berbeda (Gilchrist
1989:150).

Bahkan dalam satu teks bisa ditemukan iluminasi artistic antara sesame
surah, biasanya dalam bentuk barisan kotak-kotak berwarna dan 151
medali merah, hijau, biru dan oranye. Iluminasi ini menunjukkan kepada
para skriptologis bahwa kodex itu berasal dari abad ke SEMBILAN,
karena hiasan-hiasan macam itu sudah pasti bukan praktek manuskrip
jaman Usman abad ke 7 yang kemudian dibagi-bagikannya ke
provinsi-provinsi Islam (Lings & Safadi 1976:17-20; Gilchrist
1989:151).

MANUSKRIP TOPKAPI

Manuskrip ini berada di Istanbul, Turki dan juga ditulis pada papyrus
dan tidak memiliki vokalisasi (see Gilchrist, 1989, pp.151-153).
Seperti manuskrip Samarkand, manuskrip Turki ini dihiasi
ornamen-ornamen medali yang menunjukkan jaman yang lebih maju, yaitu BUKAN ABAD 7 (Lings & Safadi 1976:17-20). Muslim juga mengatakan bahwa ini pasti juga salah satu dari copy-copy
orijinal, kalau bukan memang yang asli yang dikumpulkan Zaid ibn
Thabit pada abad ke 7. Tetapi tidak sulit membandingkannya dengan
codex Samarkand codex dan anda akan melihat bahwa tidak mugnkin
keduanya berasal dari jaman Usman. Misalnya, codex Topkapi memiliki 18 garis per halaman sementara codex Samarkand hanya memiliki setengah, antara 8 - 12 garis per –garis halaman; codex Istanbul ditulis dalam bahasa formal, kata-kata dan garisg ditulis secara seragam, sementara teks codex Samarkand sering amburadul dan ter-distorsi. Sulit dipercaya bahwa kedua manuskrip ini ditulis oleh jawatan yang sama.


ANALISA MANUSKRIP:

Para pakar menggunakan 3 tes untuk menentukan usia manuskrip. Mereka menguji usia kertas manuskrip itu dengan menggunakan proses kimiawi seperti 'carbon-14 dating'. Penentuan usia antara +/-20 tahun sangat dimungkinkan. Tapi orang enggan menggunakan cara ini karena jumlah materi yang harus dihancurkan untuk proses ini (antara 1 - 3 gram) bisa menghancurkan manuskrip tsb. Jadi digunakanlah bentukcarbon-14 dating yang lebih canggih yang dikenal dengan nama AMS (Accelerator Mass Spectometry) yang hanya memerlukan 0.5 - 1.0 mg. materi untuk diuji (Vanderkam 1994: 17). Namun sampai sekarangpun, manuskrip-manuskrip Islam itu tidak pernah diuji dengan metode yang canggih ini.

Para pakar juga akan mempelajari tinta mansukrip dan dapat menentukan daerah asalnya atau apakah tulisannya telah dihapus atau ditulis diatasnya secara berulang kali. Tetapi akses pada manuskrip itu terutama dihalangi oleh para pejabat
yang sangat takut untuk menyerahkannya kepada riset mendetil.

Jadi terpaksa para pakar hanya bisa menganalisa gaya tulisannya,
apakah manuskrip itu memang kuno atau dari jaman yang lebih modern.
Bidang studi ini dinamakan dengan Paleografi. Gaya-gaya penulisan
berubah dengan jaman. Perubahan ini biasanya seragam karena manuskrip selalu ditulis oleh kaligrafis professional. Dan mereka selalu
mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, dengan hanya modifikasi secara bertahap (Vanderkam 1994:16). Dengan mempelajari tulisan tangan yang tanggalnya sudah diketahui dan melihat perkembangan mereka, seorang paleografer bisa membandingkan mereka dengan teks-teks yang tidak ada tanggalnya dan menentukan asal periode mereka.

Pengujian paleografis terhdp kedua manuskrip Samarkand dan Topkapi
mencapai kesimpulan yang sangat interesan tentang tanggal asal mereka. Bukti inilah merupakan argument yang paling kuat bahwa kedua manuskrip BUKAN berasal dari jaman Usman ataupun eksis di abad ke tujuh.

HURUF KUFI

Apa yang tidak disadari kebanyakan Muslim adalah bahwa kedua manuskrip ini ditulis dengan huruf Kufi, huruf yang menurut pakar Quran modern seperti Martin Lings dan Yasin Hamid Safadi, tidak muncul sebelum abad ke 8 (setelah th 790), dan sama sekali tidak digunakan di Mekah dan Medinah di abad ke 7 (Lings & Safadi 1976:12-13,17; Gilchrist 1989:145-146; 152-153).

Alasannya sangat mudah. Huruf Kufi, yang dikenal dengan nama al-Khatt al-Kufi, berasal dari kota KUFA di IRAK (Lings & Safadi 1976:17). … Kota Kufa itu dulunya merupakan kota Sassanid atau Persia sebelum masa pendudukan Arab (637 - 8 AD). Jadi, walaupun bahasa Arab dikenal disana, bahasa itu tidak mungkin bahasa dominan, apalagi huruf dominan, kecuali pada masa berikutnya.

Fakta menunjukkan bahwa huruf Kufi disempurnakan pada akhir abad 8
(sampai 150 tahun setelah kematian Muhamad) dan setelah itu digunakan secara luas diseluruh kawasan wilayah jajahan Muslim (Lings & Safadi 1976:12,17; Gilchrist 1989:145-146). Ini masuk akal karena sejak 750 AD, kerajaan Abbasid menguasai Islam, dan karena latar belakang Persia mereka, bermarkas di Kufa dan Bagdad. Oleh karena itu mereka ingin agar huruf mereka mendominasi. Karena mereka sendiri dulunya didominasi Umayyad (yang bermarkas di Damascus) selama 100 tahun, kini bisa dimengerti bagaimana huruf Arab yang berasal dari kawasan pengaruh mereka, seperti huruf Kufi, berkembang kedalam apa yang kita temukan dalam kedua manuskrip ini.


Faktor lain yang menunjuk pada usia jauh setelah abad ke 7 adalah melihat pada format penulisannya. Gaya huruf Kufi yang ber-elongasi (panjang), mereka menggunakan lembaran yang lebih lebar ketimbang tinggi. Ini dikenal sebagai the 'landscape format', format yang dipinjam dari dokumen-dokumen Kristen Syria dan Iraq dari abad ke 8 dan 9. Format manuskrip Arab lebih dini semuanya ditulis dalam format 'tegak.' (terima kasih kepada Dr. Hugh Goodacre dari the Oriental and India Office Collections, yang menunjuk saya pada fakta ini bagi debat South Bank).

Olah karena itu, kedua manuskrip Topkapi dan Samarkand, karena mereka ditulis dalam huruf Kufi dan menggunakan 'landscape format,' tidak mungkin ditulis 150 tahun sebelum dikumpulkannya Resensi Usman; paling dini adalah tahun 700-an atau permulaan 800-an (Gilchrist 1989:144-147).

SKRIP-SKRIP MA'IL dan MASHQ

Jadi, apa huruf yang digunakan di jazirah Hijaz (Arab) pada saat itu ?
Kami tahu bahwa ada huruf Arab yang paling dini yang kebanyakan Muslim tidak menyadari. Ini merupakan huruf al-Ma'il Script, yang dikembangkan di Hijaz, khususnya di Mekah dan Medinah, dan huruf Mashq, juga dikembangkan di Medinah (Lings & Safadi 1976:11; Gilchrist 1989:144-145). Hururf al-Ma'il digunakan pada abad 7 dan mudah diidentifikasi, karena ditulis agak miring (lihat contoh pada halaman 16 dari buku Gilchrist, Jam' al-Qur'an, 1989). Malah, kata al-Ma'il berarti "miring." Huruf ini bertahan selama dua abad sebelum ditinggalkan.

Hururf Mashq juda dimulai pada abad ke 7, tetapi terus digunakan
berabad-abad kemudian. Bentuknya lebih horizontal dan ciri khasnya
adalah gayanya yang lebih bulat dan relaks (Gilchrist 1989:144).

JIka Qur'an disusun pada abad ke 7 ini, maka paling tidak Quran
ditulis dalam huruf Ma'il atau Mashq.

Anehnya, memang ada Qur'an ug ditulis dalam huruf Ma'il, dan dianggap sebagai Qur'an yang paling kuno yang kita miliki. Tetapi Quran ini tidak berada di Istanbul atau Tashkent, melainkan, ironisnya, di British Library di London (Lings & Safadi 1976:17,20; Gilchrist
1989:16,144). Ini juga dikatakan berasal dari sekitar akhir abad ke 8,
oleh Martin Lings, mantan kurator manuskrip the British Library, yang
sendirinya Muslim!

Oleh karena itu, dengan bantuan analisa huruf, kami yakin bahwa tidak
ada manuskrip Quran yang eksis di dunia ini sebelum abad ke 7
(Gilchrist 1989:147-148,153).

Hampir semua fragmen-fragmen manuskrip Quran dini tidak berasal dari
jaman lebih dini dari 100 tahun setelah kematian Muhamad. Dalam
bukunya, 'Calligraphy and Islamic Culture', Annemarie Schimmel
menggarisbawahi point ini dengan mengatakan bahwa Quran-quran yang baru-baru ini ditemukan di Sanaa, "fragmen-fragmennya berasal dari pertengahan abad ke 8." (Schimmels 1984:4)

Kedelapan Qur'an dari Sanaa ini memang misterius karena pemerintah
Yemen tidak mengijinkan orang-orang Jerman yang menemukannya untuk mengumumkan penemuan mereka ini. Mungkinkah ini untuk menyembunyikan asal jaman Quran-quran ini ? Ada yang mengatakan bahwa huruf dalam kedelapan Quran ini tidak mirip dengan Quran yang kita miliki sekarang. Kami masih menunggu perkembangan ini.

http://kesalahanquran.wordpress.com/2009/11/24/naskah-quranic-sanaa-bagian-2/

http://www.youtube.com/watch?v=iNdvsLh128Q

http://id.wikipedia.org/wiki/Manuskrip_Sana%27a

Moslem in Trouble time

http://www.youtube.com/watch?v=bZX7_nh5ni4

http://www.youtube.com/watch?v=c3Iv42wZ0TY



Bagian II. TUHAN YESUS KRISTUS DALAM ALQURAN 

KESAKSIAN AHMAD QONI' RIZQI
Di dalam perenungan saya menemukan sebuah kesimpulan, bahwa semua orang Kristen sudah menerima anugrah keselamatan. Sedangkan saya masih terus berdoa siang malam meminta-minta untuk diberi keselamatan dan mendoakan nabi Muhammad Saw beserta keluarganya supaya diberi keselamatan. Dari situ saya bertambah semangat untuk mengkaji lebih dalam pernyataan ayat-ayat Al Qur'an. Mulai dari Surat Al Faatikhah sampai surat An Nas. Dimana penekanan surat Al Faatikhah terletak pada ayat 5 dan 6, yang mana manusia diperintahkan untuk menyembah dan meminta pertolongan hanya kepada allah saja, supaya manusia diberi hidayah (petunjuk) allah ke jalan yang lurus.

"Iyyaa kana' budu wa iyya kanasta'iin Ihdinaash shiroo thol mustaqiim " "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan tunjukilah kami jalan yang lurus. "Qs. 1:5-6.

Saya teruskan membaca Al Qur'an ayat demi ayat, surat demi surat saya temukan jawabannya yang berbunyi:
"wa innahu la ilmul lisaati fala tamtarunna biha wattabi un, hadzaa shiraatum mustaqiim."
"Dan sesungguhnya ISA AL MASIH itu benar-benar memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu dan ikutilah Aku. Ini lah jalan yang lurus.

Az Zukhruf 43:61
Di situ Al Qur'an menyatakan bahwa ISA AL MASIH memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Timbul pertanyaan dalam hatiku: "Bukankah hanya allah Swt yang mengetahui tentang hari kiamat itu?" Sebab kalau menurut pernyataan Al Qur'an Surat Luqman, bahwa pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah.

"Innallaha `indahu `ilmussa'ati wa yunazzilul ghoitsa... "
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan Hari Kiamat im... " Qs. Luqman 31.34
Tapi mengapa ISA AL MASIH juga mengetahui lalu siapakah sebenarnya sosok manusia yang bernama ISA AL MASIH itu ?

Untuk mengetahui lebih lanjut siapakah sebenarnya ISA AL MASIH itu, saya bolak balik membaca Al Qur'an. Lalu di saat saya membaca Surat All Imrom 3:45, disitu kutemukan jawaban yang bunyinya demikian: "idz golatil malaikatu ya maryama innalloha yubasysyiniki bi kalimatim minhus muhul masihu 'isabnu maryama wajihan fiddunya wal akhiroti wa minal muqarrobin"
"Ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan rahmat daripada-Nya namanya AL MASIH ISA Putra Maryam. Seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang terdekat dengan Tuhan". Qs. 3:45

Saya merasa terentak melihat pernyataan ayat di atas itu, kata hati rohani saya semakin menyadari dan memahaminya. Karena dengan jelas dan tegas ayat itu mengatakan bahwa ISA AL MASIH dalam pra keberadaan-NYA atau sebelum ada di dalam kandungan Maryam adalah Kalam atau Firman dari Allah. Kata AL MASIH artinya yang diurapi yang ditahbiskan atau yang dinobatkan, serta diikuti dengan kata Wajihaan fiiddunyaa wal akhirah, yang artinya terkemuka di dunia dan di akhirat.

Jadi seeara tersirat dan tersurat ayat itu menyatakan bahwa ISA AL MASIH itu pada hakikatnya adalah Firman ALLAH yang diurapi dengan status kedudukan terkemuka di dunia dan di akhirat.

Pertanyaannya, siapakah oknum yang punya kedudukan dan kehormatan terkemuka di dunia dan di akhirat kecuali Allah Swt. Lalu, siapakah sebenarnya ISA AL MASIH itu ? Sebab tidak ada manusia, Nabi, Rasul sampai Malaikat pun yang punya kedudukan atau kehormatan terkemuka di dunia dan di akhirat.

Saya dibuat semakin bertanya-tanya dan akhirnya saya temukan juga jawabannya dalam Surat An Nisaa 4:171 yang saya ambil pointnya saja demikian bunyinya: "Innamaal masiikhu Isabnu maryama Rasulullah wa kalimatuhu al qohaa ilaa maryama wa rukhu minhu". Artinya: Sesungguhnya AL MASIH ISA Putra Maryam itu, adalah utusan ALLAH dan kalimat-NYA yang disampaikan kepada Maryam, dan Roh dari-NYA". Qs. 4:171

Dari sini bisa saya simpulkan bahwa ayat di atas menyatakan ISA AL MASIH itu utusan ALLAH, ISA AL MASIH itu Firman ALLAH, ISA AL MASIH itu ROH ALLAH, ayat itu juga didukung Hadits Shahih Bukhari (HSB) 1496 clan Hadits Anas Bin Malik hal. 72:

ISA faa innahu Rohulullah wa kalimatuhu.
ISA itu sesungguhnya ROH ALLAH dan Kalam ALLAH.

Disamping itu saya juga membaca pernyataan Hadits Shokhih Muslim dan Hadits Shokhih Bukhori yang mengatakan:
"Wal ladzi nafsi bi yadihi layusyikanna ayyanzila fi kumubnu maryama hakamam muqsithon "
Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa Anak Maryam akan turun ditangah-tengah kamu, Dia akan menjadi Hakim yang adil. "

HSM 127, HSB 1090
Kembali timbul sebuah pertanyaan lagi dalam hatiku, "Siapakah sebenarnya ISA AL MASIH itu?" Karena kalau menurut pernyataan di dalam Al Qur'an, bahwa Allah itulah Hakim yang seadil-adilnya.
"Alaysallahu bi akh khamil khakhimin " "Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya " Qs. At Tim 95:8

Walaupun semuanya itu sudah jelas, tetapi saya tetap belum mau mempercayai dan mengimani YESUS KRISTUS itu adalah TUHAN dan Juruselamat saya. Karena masalah keyakinan kepercayaan dan keimanan, tidak segampang orang membalikkan telapak tangan langsung terima dan diaminkan atau tidak semudah orang yang beli jajan di pinggir jalan langsung ditelan jadi kenyang.

Tetapi ini masalah hati nurani yang suci, maka membutuhkan pencerahan, penerangan Sang Ilahi Yang Maha Suci supaya hati nurani ini dapat mengambil suatu keputusan untuk menyatakan keberanian tentang kebenaran yang datang dari TUHAN Pencipta dan Penguasa Semesta Alam.

Maka untuk mendukung dan memperkuat semuanya itu saya langsung terus untuk mengumpulkan data-data yang bersumber dari Al Qur'an maupun Hadits yang berkaitan dengan kesaksian dan pengakuan mengenai pemyataan tentang ISA AL MASIH itu:

Dalam Al Qur'an:

1. Qs. 19 : 19 — “ Isa Al Masih seorang anak laki-laki yang suci.

2. Qs. 19:21 — “ ISA AL MASIH sebagai tanda bagi manusia dan rahmat dari Allah.

3. Qs. 3:46, 5:19, 20, 110 — “ ISA AL MASIH semasa dalam buaian dan ayunan sudah bisa berbicara dengan manusia.

4. Qs. 19:31 — “ ISA AL MASIH seorang yang diberkati Allah dimana saja berada.

5. Qs. 3:49, 5:110 — “ ISA AL MASIH, menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penyakit sopak (lepra) dan menghidupkan orang mati.

6. Qs. 3:45 — “ ISA AL MASIH adalah Kalam Allah, terkemuka di dunia dan di akhirat.

7. Qs. 4:171 — “ ISA AL MASIH utusan Allah, Kalam Allah dan Roh Allah.

8. Qs. 21:91 — “ ISA AL MASIH dan ibunya dijadikan tanda yang besar bagi semesta alam

Dalam Hadits:

l. HSB. 1496 — “ ISA AL MASIH itu utusan Allah, Kalam Allah, Rob Allah.

2. HSB. 1090 dan HSM 127 — “ ISA AL MASIH akan turun menjadi Hakim yang adil.

3. H. Anas bin Malik hal. 72 — “ ISA AL MASIH Roh Allah dan Kalam Allah.

4. HSM Jilid I hal. 74 — “ ISA AL MASIH adalah Iman Mahdi dan Hakim yang adil.

5. H. Ibnu Majah — “ Tidak ada Imam Mahdi selain — “ ISA AL MASIH putra Maryam.

Dengan dukungan dan pernyataan beberapa ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits perasaan saya seperti disinari dengan pancaran terang kebenaran untuk terus melangkah menuju "Jalan Keselamatan".

Tetapi ada satu hal yang membuat saya berat melangkah untuk berjalan terus menuju ke puncak keputusan, yaitu masalah amal yang selama ini udah saya kumpulkan sejak dari awal dengan jerih payah ibadah yang melelahkan dan memakan kurun waktu yang cukup panjang. Sebab menurut ajaran agama Islam, apabila orang itu sudah murtad (keluar) dari agama Islam segala amal ibadahnya akan musnah terhapus. Padahal bekal untuk menuju kehidupan kekal harus disertai dengan banyak amal.

Dari sini saya kembali dihantui perasaan takut, kuatir, keraguan, kebimbangan dan ke-bingungan. Saya lantas terus kembali buka-buka Kitab Hadits dan Al Qur'an. Pada saat membuka Hadits Shohih Muslim, saya temukan jawaban persoalan amal yang sangat melegakan dan memuaskan yaitu di HSM no. 2412-2414 yang menjelaskan dengan gamblang bahwa:
" Anjaabir qaala sami 'tun nabiyya sholallahu `alaihi wa sallam yaquulu: laa yud khilu akhadan minkum `amluhul jannah, wa laa yujiiruhu minannaar. Wa laa anaa. illa birakh matin minallah " "Dari Jabir r.a. katanya dia mendengar Nabi Saw. bersabda: "Bukan amal seseorang yang memasukannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. belaka" HSM 2412-2414

Dan Al Qur'an pun juga menyatakan dengan jelas yaitu Qs. 44:40-42, "Inna yaumal fashli miiqaatuhum ajma'iin "
"Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya " Qs. 44:40

"Yauma laa yughnii maulan anmaulan syaian walaahum yunsharuun" "Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan " Qs. 44:41

`Illa man rrakhimallahu innahu huwal `aziizur- rokhiim. " "Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. " Qs. 44:42

Kesimpulannya Qs. Ad Dukhaan ayat 40-42 menyatakan:
Pada hari keputusan (penghakiman, pengadilan) tak seorang pun kerabat yang bisa memberi manfaat (pertolongan) kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah.

Ternyata menurut pernyataan Qs. 19:21: Bahwa ISA AL MASIH itulah yang dijadikan tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Allah.

"Qaala kadzaliki qaala rabbuka huwa `alayya hayyinum wa linaj'alahu, ayatanllinnaasi warakhmatan minnaa; wa kana amran maqdhiyyaa. "

` Jibril berkata:: Demikianlah Tuhanmu berfirman "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. " Qs. Maryam 19.21

KESIMPULAN

Dengan demikian akhirnya saya simpulkan bahwa umat Kristen sudah dijamin dengan kepastian keselamatan, sedangkan kami setiap hari berkali-kali berdoa meminta supaya diberi keselamatan, serta berkali-kali pula setiap hari kami mendoakan nabi Muhammad Saw dan keluarganya supaya diberikan keselamatan:

Allah huma sholi `ala Muhammad wa `ala `ali Muhammad.
Ya Allah berikanlah keselamatan kepada nabi Muhammad dan keluarganya (doa Shalawat).

Karena hal itu adalah perintah Al-Qur'an bahkan Allah dan para Malaikat pun juga bershalawat untuk Nabi.

[Apa yang dikatakan] Katekismus mengenai Islam
oleh Jimmy Akin


Mengingat peristiwa 9/11, sekarang menjadi lebih penting bagi umat Katolik untuk mendapatkan gambaran yang akurat atas Islam. Sebuah titik awal [untuk mendapatkan gambaran tersebut] adalah membaca Katekismus Gereja Katolik (meskipun ini bukan titik akhir). Katekismus menyatakan, "Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; di antara mereka terdapat terutama kaum Muslimin, yang menyatakan, bahwa mereka berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang tunggal dan maharahim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat." (Katekismus 841).

Untuk mengerti ini, seseorang harus melihat konteks asli dari kutipan [yang dikutip Katekismus] tersebut (catatan: Katekismus mengutip dari Lumen Gentium paragraph 16, salah satu dokumen Konsili Vatikan II). Katekismus bukanlah dokumen yang dibuat baru-baru ini. Secara lebih luas Katekismus adalah gabungan (sintesis) dari beberapa dokumen, dan seseorang harus melihat kutipan-kutipan tersebut di sumber aslinya untuk mengerti secara penuh [arti dari] kutipan tersebut. Begitulah kasus mengenai pernyataan Katekismus mengenai moslem, yang diambil secara penuh dari Vatikan II.

Banyak yang merasa bagian pertama dari kutipan tersebut membingungkan: "Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; di antara mereka terdapat terutama kaum Muslimin." Bagi banyak orang ini kedengarannya seperti Moslem bisa diselamatkan dengan mengikuti Islam. Ini bukanlah yang dimaksudkan [kutipan tersebut], seperti yang ditunjukkan dari konteks aslinya.

Jika kita melihat Lumen Gentium (LG), dokumen Vatikan II dimana kutipan tersebut berasal, menjadi jelas bahwa frase tesebut tidak dimaksudkan untuk mengatakan bahwa Islam adalah metode keselamatan yang paralel dengan Kristianitas. Kutipan itu datang dari Lumen Gentium 16, tapi [kutipan tersebut] adalah bagian dari konteks yang lebih besar dari dokumen [Lumen Gentium]. Untuk menghargai bagaimana [kutipan tersebut] cocok dalam [konteks keseluruhan], kita perlu mundur ke belakang paling tidak sampai pada LG 13, yang mulai dengan menyatakan, "Semua orang dipanggil kepada Umat Allah yang baru."—i.e., kepada Gereja. Bagian 13 menyimpulkan dengan menyatakan, "Jadi kepada kesatuan katolik Umat Allah itulah ... semua orang dipanggil. ... Mereka termasuk kesatuan itu atau terarahkan kepadanya dengan aneka cara, baik kaum beriman katolik, umat lainnya yang beriman akan Kristus, maupun semua orang tanpa kecuali, yang karena rahmat Allah dipanggil kepada keselamatan."

Semua orang dipanggil ke "kesatuan katolik Umat Allah"—dengan kata lain, untuk menjadi Katolik. Beberapa orang telah melakukannya (menjadi Katolik), dan karenanya LG menyatakan bahwa beberapa orang tersebut "termasuk" dalam Gereja Katolik sementara yang lain terarah kepadanya "dengan aneka cara." Mereka yang termasuk didalamnya (Gereja Katolik) adalah "kaum beriman katolik," sementara mereka yang terarah dengan berbagai cara termasuk dalam: (a) "umat lainnya yang beriman akan Kristus" (yang terarah kepada Gereja dalam satu cara) dan (b) "semua orang" (yang terarah kepada Gereja dalam satu cara berbeda lainnya).

Tiga bagian berikut dari LG (14-16) digunakan untuk menjabarkan tiga group diatas.


LG 14 berbicara mengenai umat Katolik. Paragraph 14 ini memulai dengan menyatakan: "Maka terutama kepada umat beriman katoliklah Konsili suci mengarahkan perhatiannya. Berdasarkan Kitab suci dan Tradisi konsili mengajarkan, bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan. ... andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan."

Paragraph 14 ini sendiri menolak gagasan bahwa Islam atau agama lain sama baiknya dengan Gereja Katolik. LG 15 berpaling kepada umat Kristen non-Katolik dan menyatakan, "Gereja tahu, bahwa karena banyak alasan ia berhubungan dengan mereka, yang karena dibabtis mengemban nama kristen, tetapi tidak mengakui ajaran iman seutuhnya [yaitu, Protestant] atau tidak memelihara kesatuan persekutuan dibawah Pengganti Petrus [yaitu Orthodoks]."

Perlu dicatat bahwa kutipan tersebut tidak menyatakan bahwa para umat Kristen [non-Katolik] ini adalah bagian dari Gereja, [kutipan tersebut] hanya [menyatakan] bahwa mereka "berhubungan" kepada [Gereja Katolik] dengan banyak alasan, beberapa darinya disebut oleh [paragraph 15 itu sendiri] (Kitab Suci, iman akan Kristus, baptisan). Sementara mempertimbangkan bahwa Allah bekerja diantara mereka (para Kristen non-Katolik), LG tidak mengatakan bahwa baik-baik saja bagi mereka untuk tetap berada dalam posisi mereka: "Demikianlah Roh membangkitkan pada semua murid Kristus keinginan dan kegiatan, supaya semua saja dengan cara yang ditetapkan oleh Kristus secara damai dipersatukan dalam satu kawanan dibawah satu Gembala." Dengan kata lain, rahmat Allah menuntun mereka untuk menjadi Katolik juga.

Setelah semua [pemahaman kontekstual] ini, pembaca yang perhatian akan jarang mendapat pemahaman bahwa LG menyatakan bahwa agama non-Kristen sebanding dengan Gereja, dan memang [LG] tidak pernah menyatakan demikian.

LG 16 berpaling kepada kasus umat non-Kristen, dengan menyatakan, "Akhirnya mereka yang belum menerima Injil dengan berbagai alasan diarahkan kepada Umat Allah." Bagian ini berbicara pertama-tama mengenai umat Yahudi, karena mereka lebih terarah secara dekat kepada Gereja daripada umat beragama non-Kristen lainnya. Hanya setelah [membicarakan kaum Yahudi] teks [LG 16] menyatakan, "Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; diantara mereka terdapat terutama kaum muslimin." Perhatikan bahwa subyek yang didiskusikan bukanlah semua orang yang telah selamat. Thema luas dari bagian ini adalah bagaimana berbagai orang terarah kepada Gereja Katolik, bukan berapa banyak jalan menuju keselamatan. Konsili [dalam dokumen Lumen Gentium] telah menggambarkan orang-orang yang sedikit demi sedikit semakin menjauh dari Gereja. Konsili telah menyatakan bahwa Gereja perlu untuk keselamatan. Dan setelah [pernyataan tersebut, konsili] secara jelas menempatkan theis (orang yang mengakui adanya Allah) non-Yahudi di posisi yang jauh dari Gereja, ketika kita menemukan pernyataan bahwa "rencana keselamatan juga merangkum," kita seharusnya tidak memahami pernyataan tersebut bermaksud bahwa theis non-Yahudi selamat.

Pernyataan tersebut ("rencana keselamatan juga merangkum,") berarti bahwa Allah mendambakan keselamatan mereka dan telah membuat rencana untuk keselamatan mereka—rencana dimana termasuk didalamnya adalah memberikan mereka rahmat yang menuntun mereka ke arah keselamatan dan Gereja. Tapi ini tidak berarti bahwa mereka bisa diselamatkan dengan hanya menjadi theis non-Yahudi.

Dalam kategori theis non-Yahudi, Moslem menempati tempat pertama karena mereka adalah kelompok yang paling besar [dari kumpulan kelompok theis non-Yahudi] dan mempunyai beberapa persamaan dengan Yudaisme dan Kristianitas, beberapa [kesamaan] disebutkan oleh konsili:

(1) Mereka "menyatakan bahwa mereka berpegang pada iman Abraham." Kata operatif disini adalah "menyatakan"—mereka meng-klaim bahwa mereka memegang iman Abraham. Pada kenyatannya, iman mereka adalah versi tidak sempurna dari iman yang berasal dari Abraham, tapi mereka mencoba untuk mengikuti jejak Abraham, dan konsili memberi mereka pengakuan atas itu.

(2) "Bersama kita bersujud menyembah Allah yang tunggal dan maharahim." Bagi kebanyakan, pernyataan ini membingungkan. Namun ... Allah sadar dan mengetahui semua yang baik dan benar dalam penyembahan yang dihaturkan kepadaNya, bagaimana tidak sempurnanya pengetahuan sang penyembah sendiri akan Dia. Sementara Moslem, seperti umat Yahudi, tidak menerima [ajaran] Trinitas, mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Allah yang benar dan bahwa Dia itu Maha Rahim. Ini berarti bahwa mereka menghormati apa yang benar mengenai Allah tapi punya pemahaman yang terbatas mengenai Allah.


Umat Kristen mempunyai pemahaman yang lebih penuh akan Allah karena Dia telah mewahyukan lebih banyak kepada kita mengenai diriNya sendiri: secara spesifik, bahwa Dia adalah Trinitas. Ajaran ini tidak bisa dideduksikan dengan akal-budi manusia; ajaran ini hanya bisa diketahui melalui wahyu.

Kegagalan untuk menerima wahyu jaman Kristen ini (wahyu akan Trinitas) tidak menghentikan Moslem untuk menyembah Allah seperti bagimana hal tersebut juga tidak menghentikan umat Yahudi. [Kegagalan tersebut] hanya berarti bahwa mereka tahu lebih sedikit mengenai Allah dan mereka memiliki gagasan-gagasan corollary* yang salah (sebagai contoh, bahwa Yesus bukanlah Putra Allah).


* corollary - definisi dari Oxford, Advanced Learner's Dictionary:
a natural or logical consequence or result. ex: The substance is not specifically banned, and the corollary of that is that the police can not take any action against users unless some other offence is comitted.

Untuk membuat jelas bagaimana cara kerja semua ini, biarlah aku membuat satu contoh dari budaya populer: Andaikan baik kamu dan aku mengenal jutawan Bruce Wayne. Aku mungkin tahu, karena dia (Bruce Wayne) telah menyatakan/mewahyukan ke aku, bahwa dia adalah Batman. Kamu mungkin mendengar klaim ini tapi menolaknya, dan dalam kasus ini kamu mempercayai keyakinan corollary yang salah "Batman bukan Bruce Wayne." [Pemikiran kamu ini] tidak berarti bahwa kamu tidak tahu ataupun tidak berhubungan ("hubungan" dalam arti "mempunyai pengetahuan." Jadi kalau mempunyai "hubungan" berarti bukannya kita tidak tahu apa-apa sama sekali) dengan Bruce atau Batman, [ketidaktahuan kamu bahwa Bruce Wayne adalah Batman] hanya berarti bahwa kamu telah salah mengerti hubungan antar keduanya.

Dengan cara yang sama, seseorang bisa menyembah Allah dan menghormati Yesus sebagai Nabi (dan Yesus memang juga adalah Nabi) tanpa mengerti bahwa Yesus adalah Allah. Dan memang benar bahwa banyai orang di jaman Yesus sendiri berlaku seperti itu: [maksudnya] mereka tahu Yesus yang historis tapi punya pengertian yang salah akan identitasNya.


(3) Moslem mengenali bahwa Allah akan "Menghakimi manusia pada hari kiamat." Ini adalah hubungan mereka yang lain dengan iman Alkitabiah. Moslem mungkin mempunyai gagasan yang salah mengenai beberapa hal yang terjadi sebelum, sesudah atau selama persitiwa [kiamat], tapi sekedar [keyakinan bahwa Allah akan menghakimi manusia] mereka sudah meyakini secara tepat.

Tambahan unsur-unsur kebenaran yang dimiliki Moslem didaftarkan di dokumen Konsili yang lain (Nosta Aetate 3), tapi tidak satu tempatpun dimana Konsili mengindikasikan bahwa Islam—atau Yudaisme atau agama non-Kristen lain—adalah jalan keselamatan. Mungkin ada unsur-unsur kebenaran dalam agama-agama tersebut, dan Allah mungkin memberikan rahmat kepada siapapun yang Dia inginkan, agama non-Kristen bukanlah kendaraan keselamatan.

Beberapa dalam agama tersebut bisa diselamatkan, tapi bukan karena agama mereka. Ini di tekankan di dokumen Dominus Jesu (atau Dominus Iesus) yang dikeluarkan oleh Kongregasi Ajaran Iman di tahu 2000.

Menurut dokumen tersebut, "Akan berlawanan dengan iman untuk mempertimbangkan bahwa Gereja adalah satu jalan keselamatan diantara [jalan keselamatan lain] yang terdapat dalam agama-agama lain, [atau bahkan mempertimbangkan bahwa agama lain] dilihat sebagai komplemen dari Gereja atau secara substansial sama dengan Gereja" (Dominus Jesu 21).

Lebih lanjut, "Jika memang benar bahwa pengikut agama lain bisa menerima rahmat ilahi, [namun] juga pasti bahwa secara obyektif mereka (pengikut agama lain) berada dalam situasi yang sangat berkekurangan dibandingkan mereka yang didalam Gereja mendapatkan kepenuhan sarana-sarana keselamatan" (Dominus Jesus 22)

Tidak perlu diragukan lagi bahwa Gereja mengakui bahwa pengikut Islam mempunyai unsur-unsur kebenaran. Namun meskipun mungkin bagi mereka—sebagaimana semua manusia—diselamatkan bila mereka menghidupi terang yang diberikan Allah, tidaklah bisa dikatakan bahwa Islam adalah jalan keselamatan atau bahwa Moslem tidak perlu menjadi Kristen.

Sabtu, 26 Januari 2013

klaim Mekah, Kabah dan Zamzam sudah ada dijaman Abraham adalah klaim bohong belaka.

klaim Mekah, Kabah dan Zamzam sudah ada dijaman Abraham adalah klaim bohong belaka.

KEBOHONGAN SEJARAH
DALAM ISLAM

Selama ini muslim senantiasa mengklaim bahwa kota Mekah beserta Kabah dan mata air zamzam sudah ada sejak jaman Ibrahim. Tulisan berikut akan membahas keabsahan klaim muslim tersebut dengan membandingkan dengan sumber-sumber sejarah lainnya.
Tulisan berikut dibagi menjadi 8 bagian, yaitu :
1. Bagian Pertama; Membahas klaim muslim dan apa yang dikatakan oleh sumber-sumber Islam tentang klaim tersebut.
2. Bagian Kedua : Nabonidus (6 SM). Membahas laporan raja Nabonidus dari Babylon (pertengahan abad 6 SM)
3. Bagian Ketiga : Herodotus. Membahas laporan sejarawan Yunani yang hidup di abad 5 SM
4. Bagian Keempat : Strabbo (23/24 SM). Membahas laporan yang dibuat oleh sejarawan Romawi yang bernama Strabbo yang melakukan perjalanan ke jazirah Arab hingga Yaman sekitar tahun 24 – 23 SM.
5. Bagian Kelima : Diodorus Siculus (abad 1 M). Membahas klaim bohong Islam dengan memanfaatkan tulisan Diodorus Siculus.
6. Bagian Keenam : Pliny (77 M). Membahas daftar kota-kota di Arab yang dibuat oleh Pliny.
7. Bagian Ketujuh : Claudius Ptolemy (150 M). Membahas klaim bohong Islam dengan memanfaatkan tulisan Ptolemy
8. Bagian Kedelapan : Procopius dari Cesarea (abad 6 M). Membahas laporan sejarawan Procipius dari Kaisarea yang hidup sekitar 550 M atau sejaman dengan kakek dan ayah Muhammad SAW hidup.

BAGIAN PERTAMA : MENURUT SUMBER ISLAM
Klaim muslim yang mengaitkan Mekah, Kabah dan Zamzam dengan Ibrahim dan Ismail didasarkan atas beberapa sumber berikut :

Kabah sudah ada dijaman Ibrahim
Sumber : QS 2 : 125
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud".

Kota Mekah sudah ada sejak jaman Ibrahim dan Ismail.
Sumber : Sirah Ibnu Ishaq 
| Kisah Sejarah Nabi Tertua |Muhammadiyah University Press, Jilid 1, halaman 65 :
Ketika Ismail, putera dari Ibrahim meninggal, putranya yang bernama Nabit mendapat tugas menjadi pemimpin dan penguasa Kabah, kemudian tugas tersebut dilanjutkan oleh Mudzadz bin Amr al-Jurhumi. Anak keturunan Ismail dan anak keturunan Nabit bersama kakek mereka Mudzadz bin Amr dan paman-paman dari pihak ibu mereka dari Jurhum, dan anak keturunan Qatura, yang merupakan sepupu Jurhum, waktu itu adalah penduduk Mekah. Meraka datang dari negeri Yaman, dan mengadakan perjalanan bersama-sama kenegeri Mekah. …. Kemudian Tuhan melipat gandakan keturunan Ismail di Mekah.

Mata Air Zam-Zam sudah ada sejak jaman Ibrahim dan Ismail.
Sumber : Hadis Sahih Bukhari 
| Volume 4, buku 55, nomor 583 :
Ketika air di kantung kulit telah habis, Hagar menjadi haus, begitu pula Ismail. Hagar melihat Ismail yang dalam keadaan menderita kehausan. Hagar meninggalkan Ismail karena tidak tahan melihat penderitaan Ismail. ........ . Hagar terus menurt berlari antara Safa dan Marwa hingga tujuh kali.
Rasulullah berkata, "Kejadian inilah yang mendasari tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwa"
Ketika Hagar mencapai bukit Marwa dia mendengar satu suara, Hagar kemudian berkata, "O, siapapun engkau, kamu telah membuatku mendengar suaramu, apakah engkau bisa membantuku? Dan ajaib, Hagar kemudian melihat satu malaikat di lokasi Zam Zam sedang menggali tanah, hingga akhirnya air memancar dari tempat itu.... 


Jadi kota Mekah sudah mulai dihuni dari sekitar tahun 2000 SM, dan terus dihuni hingga terjadi pengusiran suku Jurhum oleh suku Kinana dan Khuza’a
Sumber : Sirah Ibnu Ishaq | Kisah Sejarah Nabi Tertua |Muhammadiyah University Press, jilid 1, halaman 67
Sementara waktu berjalan, suku Jurhum yang menguasai kota Mekah mulai bersikap kurang baik dan sok kuasa. Siapa saja yang memasuki kota Mekah yang bukan dari kerabat mereka diperlakukan dengan buruk……. Bani Bakar bin Abdul Manat bin Kinana dan Bani Ghubsan dari Khuza’a sepakat untuk memerangi suku Jurhum dan bertekat untuk mengusir mereka dari Mekah …. Dan berhasil mengusir suku Jurhum dari Mekah. …. Amir bin Harits bin Mudzadz al Jurhumi membawa dua patung rusa dari Kabah dan batu pojok (harusnya : BATU HITAM) dan menguburnya di sumur Zamzam, dan kemudian pergi meninggalkan Mekah bersama orang-orang Jurhum ke Yaman.

Kejadian ini terjadi sekitar pertengahan abad ke 2 M.
Sumber : Sejarah Hidup Muhammad | Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press 1998, halaman 18

Dengan bantuan keturunan Adnan, yakni bani Bakr bin Andi Manaf bin Kinanah, mereka melakukan penyerangan terhadap Jarham sehingga berhasil mengusir mereka dan menguasai Makkah pada pertengahan abad ke 2 M….. Amru bin al-Harits bin Madladl bin al Jarhami mengeluarkan dua patung kijang yang terbuat dari emas milik Kabah dan hajar aswad, lalu disimpan dalam sumur zamzam.

Patung rusa, BATU HITAM dan sumur Zamzam baru sekitar 300 tahun kemudian ditemukan lagi oleh Abdul Muthalib, kakek Muhammad SAW.
Sumber : Sirah Ibnu Ishaq | Kisah Sejarah Nabi Tertua |Muhammadiyah University Press, jilid 1, halaman 64
Ketika Abdul Muttalib sedang tertidur disamping Kabah, dia mendapat mimpi yang menyuruhnya untuk menggali Zamzam …… Suku Jurhum telah menguruk tempat tersebut ketika mereka meninggalkan Mekah. Ini adalah sumur Ismail, anak Ibrahim, dimana Tuhan memberinya air ketika dia kehausan pada saat dia masih bayi.

Sumber : Ibid, jilid 1, halaman 67
Ketika Abdul Muttalib telah mendapatkan kesimpulan tentang letak dari tempat yang hendak digali, dan ternyata tempatnya sama dengan apa yang disebut dalam mimpinya, dia mengambil sebuah cangkul dan mengajak putra satu-satunya saat itu al-Harits dan mulailah dia menggali. Ketika bagian atas dari sumur itu tampak, dia berseru ‘Allah akbar!’. Orang-orang Quraish yang mendengar teriakan Abdul Muttalib datang … dan berkata, “Ini adalah sumur dari nenek moyang kami Ismail ….”

Dari sumber Ibn Ishaq diatas terlihat bagaimana kebohongan tradisi Islam dibuat.
Sulit dibayangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Suku Jurhum yang kalah perang dapat mengambil dua patung rusa dan BATU HITAM dari Kabah.
2. Suku Jurhum yang kalah perang dapat memasukkannya dalam sumur Zamzam dan menguruknya hingga sumur zam-zam berhenti mengalir.
3. Bagaimana mungkin suku Kinana dan Khuza’a tidak curiga melihat hilangnya batu hitam dan sumur Zamzam yang tiba-tiba diurug, dan kemudian tidak berusaha mencari batu hitam.

Jika suku Kinana dan Khuza’a bukan orang gila - melihat sumur Zamzam yang adalah mata air dan sumber kehidupan tiba-tiba saja di-urug suku Jurhum hingga berhenti mengalir -mereka akan langsung menggalinya lagi untuk mendapatkan air.

Jadi dari kejanggalan kisah diatas dapat disimpulkan :
1. Tidak ada sumur Zamzam dijaman Jurhum berkuasa, apalagi dijaman Ismail sekitar 2000 SM.
2. Sumur Zamzam memang baru ditemukan oleh Abdul Muttalib diawal abad 6 M.
3. Batu hitampun juga baru ditemukan oleh Abdul Muttalib diawal abad 6 M.

Itulah sebabnya Umar sama sekali tidak menaruh hormat pada BATU HITAM, karena tampaknya dia tahu bahwa batu hitam memang baru ditemukan oleh Abdul Muthallib.
Sumber : Sahih Bukhari 2.667
Dikisahkan oleh Abis bin Rabia : Umar menghampiri lokasi dekat Batu Hitam dan menciumnya dan berkata, “Tidak ada keraguan, aku tahu kamu hanyalah batu yang tidak akan menguntungkan atau merugikan siapapun. Jika saja aku tidak melihat rasulullah menciummu, aku tidak akan menciummu”

Bahkan sumber Islam sendiri meragukan klaim bahwa Kabah sudah ada sejak jaman Ibrahim dan Ismail. Kutipan ini mengisahkan raja Abu Karib Tiban As’ad yang berasal dari Yaman yang saat itu melakukan perjalanan ke Yatsrib.
Sumber : Sirah Ibnu Ishaq Kitab Sejarah Nabi Tertua |Muhammadiah University Press, Juni 2002, Jilid 1, halaman 15 – 16.
Halaman 15 : Tubba menulis baris-baris berikut tentang perjalanannya, apa yang dia lakukan terhadap Madinah dan Ka’bah, …….

Aku tidak tahu tentang adanya kuil yang murni
Yang dipersembahkan untk tuhan di lembah Mekah,
 ….

Menurut sumber berikut Abu Karib Tiban As’ad memerintah di Yaman dari tahun 410 hingga 435 M.
Sumber : Sabaean Inscriptions from Mahram Bilqis (Ma'rib), Jamme, W.F
Johns Hopkins Press, Baltimore, 1962, Volume III, halaman 387. 
link

…. he reigned in Yemen from 410 to 435 A.D.

Jadi selambat-lambatnya pada tahun 435 M, Kabah di Mekah tidak diketahui oleh seorang raja dari Yaman
. Konsekuensi lebih lanjut adalah tampaknya Mekah dan Kabah pada saat itu bukanlah tempat pemujaan yang utama di Arab melainkan hanyalah salah satu dari sekian banyak tempat pemujaan di tanah Arab. Bahkan tampaknya disetiap kota pasti mempunyai kuil suci yang dipersembahkan pada tuhannya kota yang bersangkutan.
QS 27 : 91 : Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah)
Terjemahan Inggris dari Yusuf ali:
QS 27 : 91 : For me, I have been commanded to serve the Lord of this city


Itulah sebabnya saat penduduk Taif sebuah kota sekitar 50 km tenggara Mekah diserbu oleh Abrahah dengan pasukan gajahnya, penduduk Taif justru menyarankan mereka untuk memusnahkan kuil yang di Mekah saja bahkan menawarkan diri untuk mengantar Abrahah ke Mekah.
Sumber : Sirah Ibnu Ishaq | Kisah Sejarah Nabi Tertua |Muhammadiyah University Press, jilid 1, halaman 34
Mereka berkata kepada Abrahah : Wahai sang raja, kami adalah para budakmu yang memperhatikan dan patuh kepadamu. Kami tidak punya perkara apapun denganmu, begitu juga dengan tempat peribadatan kami – maksudnya adalah Al-Lat – tidak termasuk apa yang kamu cari. Kamu hanya menginginkan kuil yang ada di kota Mekah, dan kami menyertakan untukmu seseorang untuk mengantarmu ke sana.

Sangat unik karena selain tidak tahu lokasi Mekah, ternyata siapa nama pemimpin di Mekahpun tidak diketahui oleh Abrahah.
Sumber : Ibid, halaman 35
Abrahah mengirim seorang suku Himyari yang bernama Hunatake Mekah untuk mengetahui siapa yang menjadi pemimpin tertinggi di Mekah dan untuk menyampaikan kepadanya bahwa maksud kedatangan dia bukanlah untuk berperang melainkan dengan mereka tetapi untuk menghancurkan Kabah …

Konsekuensi lebih lanjut dari kutipan diatas adalah :
· Kabah di Mekah tidak dihormati sebagai peninggalan dari Ibrahim dan Ismail.
· Kota Mekah sama sekali bukan kota yang penting, sangat mungkin hanya merupakan pemukiman kecil.
· Bahkan sekitar tahun 550-an M, lokasi Kabah dan Mekahpun tidak diketahui oleh raja Abrahah dari Yaman sampai harus di tunjukkan oleh penduduk Taif.

Bahkan salah satu puisi yang digantung di Kabah pada masa pra Islam-pun memberikan indikasi tentang waktu pembangunan Kabah yang jauh lebih belakang daripada masa Ibrahim dan Ismail yang selama ini diklaim.
Sumber : The Sacred Books and Early Literature of the East |Charles F. Horne
Parke, Austin, & Lipscomb, 1917, Vol. V: Ancient Arabia, halaman 19 - 40. 
link

The poem of Zuhair ….
"Then I swear by the temple, round which walk the men | who built it from the tribes of Quraysh and Turhum.

Kemudian aku bersumpah demi kui, Yang dikelilingi oleh orang-orang yang berjalan
Mereka yang membangun, dari suku Quraish dan Turhum


Quraish sendiri adalah moyang Muhammad SAW menurutsumber-sumber Islam berikut.

00 IBRAHIM
01 Ismail
02 Nabit
03 Yashjub
04 Tayrah
05 Nahur
06 Muqawwam
07 Udad
08 'Adnan
09 Mu'ad
10 Nizar
11 Mudhar
12 Ilyas
13 Mudrika
14 Khuzayma
15 Kinana
16 AL NADR (AL QURAYSH)
17 Malik
18 Fihr
19 Ghalib
20 Lu'ayy
21 Ka'ab
22 Murra
23 Kilab
24 Qussayy (Real name: Zayd)
25 'Abdu Manaf (Real name: Al Mughira)
26 Hashim (Real name: 'Amr) as Banu Hashim
27 'Abdu Al Mutallib (Real name: Shaiba)
28 'Abdullah
29 MUHAMMAD saw

Jadi Quraish hidup 13 generasi sebelum Muhammad SAW.
Menurut hitungan sederhana: Jika 1 generasi adalah sekitar 30 tahun, beda waktu antara Quraish dan Mahammad SAW adalah 13 x 30 = 390 tahun. Muhammad lahir sekitar 570 M.
Berarti Quraish hidup sekitar 570 – 390 = tahun 180 M.


Jadi cocok dengan apa yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury yang menyatakan bahwa keturunan Adnan menyerbu Jurhum sekitar pertengahan abad ke 2 M.
Jadi tampaknya baru pada akhir abad ke 2 itulah kota Mekah dan Kabah dibangun.

Makanya sumber Islam-pun kacau balau tentang waktu pembangunan Kabah.
Sumber : Tafsir Ibn Kathir terhadap QS 3:96 ; 
[96] Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakka (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Dharr berkata; “Aku berkata, “O Rasulullah, masjid mana yang pertama dibuat didunia ini?. Dia berkata, “Al-Masjid Al Haram (di Mekah)”. Aku berkata, “Mana yang dibangun setelah itu?”. Dia menjawab, “Al-Masjidil Al-Aqsa (di Yerusalem)”. Aku berkata,“Berapa jangka waktu antara pembangunan kedua bangunan itu?” Dia berkata, “Empat puluh tahun”

Dapat diakses disini.

Menurut perhitungan: Abraham dan Ismail hidup sekitar tahun 1900 SM – 2000 SM.
Raja Salomo (Sulaiman) yang membangun bait Allah di Yerusalem hidup seitar 1000 SM - 970 SM. Jadi ada beda waktu 1000 tahun antara Ismail (yang membangun Kabah = Masjidil Haram) dengan raja Salomo (yang membangun Bait Allah di Yerusalem). Jadi bagaimana bisa dikatakan beda waktu keduanya hanya 40 tahun?

BAGIAN KEDUA : NABONIDUS SUMBER BABILON (550 SM)
Keberadaan Mekah juga luput dari catatan sejarah seorang raja dari Babilonia yaitu Nabonidus yang menguasai wilayah Arab.Raja Nabonidus memindahkan kerajaannya ke Teima, sebuah kota di sisi utara Medinah selama 10 tahun (550 SM – 540 SM) yang tercatat dalam Syair Kisah Nabonidus.
Sumber : Ancient Records from North Arabia, F.V.Winnett and W.L.Reed, University of Toronto Press, 1970, halaman 89 
Nabonidus killed the prince of Teima and took his residency and built there his palace like his palace in Babylonia.

Nabonidus membunuh pangeran dari Teima dan mengambil alih kediamannya dan kemudian membangun istananya dilokasi itu seperti istananya di Babylonia.


Masih menurut sumber diatas, halaman 91, dari inskripsi yang ditemukan di Harran – kota asal Nabonidus – tercatat bahwa dia juga menaklukkan kota-kota di Hijaz, diantaranya adalah Yathrib (Medina) dan Khaybar. Kota Khaybar sendiri terletak di utara Medina sekitar 100 km dalam arah menuju ke Teima. Namun sama sekali tidak ada penyebutan kota Mekah. Ini mengindikasikan bahwa kota Mekah memang belum ada saat itu, makanya tidak muncul dalam panggung sejarah dipertengahan abad ke 6 SM.

BAGIAN KETIGA : HERODOTUS
Herodotus adalah sejarawan Yunani yang hidup 484 SM hingga 430 SM/420 SM. Menuliskan sebuah buku berjudul The History yang diterbitkan sekitar tahun 425 SM. Buku ini adalah narasi sejarah tentang perang Greco – Persia.
Dalam buku 3 nya Herodotus menuliskan Arab Selatan sebagai berikut.
Sumber, link.

Arabia is the last of inhabited lands towards the south, and it is the only country which produces frankincense, myrrh, cassia, cinnamon, and laudanum.

Arabia arah selatan adalah lokasi yang paling akhir dihuni, dan wilayah inilah satu-satunya yang memproduksi kemenyan, mur, kasia, kayu manis dan madat.


Jadi catatan Herodotus bertentangan dengan sumber Islam yang mengklaim wilayah Mekah sudah dihuni semenjak abad ke 20 SM dan menjadikan wilayah ini yang pertama dihuni dan dari Mekahlah kemudian keturunan Ismail menyebar ke segala penjuru Arab. Catatan sejarah adalah jelas, Arab Selatan adalah wilayah yang paling akhir dihuni. Ini sangat jelas karena migrasi dari Mesopotamia kuno adalah menuju ke wilayah barat daya arah Israel dan ke selatan melalui pantai timur jazirah Arab dari Qatar, Uni Emirat Arab, Oman dan Yaman. Itulah sebabnya wilayah Arab Utara dan Yaman lebih dahulu didiami dibandingkan wilayah Arab Selatan. Jika Khaybar dan Medina baru muncul di sekitar abad 6 SM, ini berarti di abad 6 SM Mekah pasti belum ada karena letaknya lebih selatan lagi dari Medinah. Jadi bagaimana mungkin Mekah sudah ada di abad 20 SM.

BAGIAN KEEMPAT : STRABBO SUMBER ROMAWI (23/24 SM)
Di tahun 30 SM, Mesir takluk dan menjadi salah satu provinsi Romawi. Setelah menaklukkan Mesir, Romawi berusaha meneruskan penaklukkannya ke wilayah jazirah Arab hingga ke Yaman yang pada waktu itu adalah sebuah kerajaan besar .
Di tahun 23 / 24 SM, pemerintah Romawi mengutus Aelius Gallus, gubernur Mesir untuk memimpin penaklukan tersebut.
Sumber : History of Rome, Buku LIII.xxix. 3 - 8 | Dio Cassius, 220 M

For 23 B.C.: While this was going on, another and a new campaign had at once its beginning and its end. It was conducted by Aelius Gallus, the governor of Egypt, against the country called Arabia Felix

Tahun 23 SM : Sementara semuanya berjalan, satu ekspedisi baru dimulai dan diakhiri. Ekspedisi itu dipimpin oleh Aelius Gallus, gubernur Mesir, terhadap wilayah Arab Felix.


Dalam ekspedisi ini diikutsertakan seorang sejarawan dan ahli geografi yang bernama Strabo (meninggal 22 M) yang kemudian mencatat peristiwa ini dalam 16 buku karangannya.

Informasi peta wilayah Arabia dapat diakses disini.

Sumber kutipan berikut diambil dari: Geography, Buku XVI, Chap. iv, 1-4, 18-19, 21-26

Dalam buku ini, dikutip kota-kota yang dilalui oleh Gallus dalam perjalanan pergi dan pulangnya. Gallus melewati dua jalur yang berbeda, dimana jalur pergi adalah melalui gurun pasir di bagian timur sisi Laut Merah, sementara jalur pulang adalah melalui jalur tepi laut Merah. Gallus berangkat dari wilayah kanal di sekitar sungai Nile dan ini hanya mungkin dari sekitar wilayah Suez sekarang. Kota pertama yang disinggahi adalahLeuce Come.
Sumber : Strabo, XVI.iv.23.
Gallus, notwithstanding, built not less than eighty biremes and triremes and galleys at Cleopatris near the old canal which leads from the Nile. ….. he constructed a hundred and thirty vessels of burden, in which he embarked with about ten thousand infantry, …… he arrived on the fifteenth day at Leuce-Come, a large mart in the territory of the Nabataeans, ……
Gallus membuat tidak kurang dari 80 perahu di Cleopatris, dekat dengan kanal tua yang bersumber dari sungai Nil …. Dia membuat 130 kapal, dimana dia berangkat dengan 10.000 pasukan …… dia sampai di Leuce Come dihari ke 15, sebuah tempat perdagangan yang besar di wilayah Nabatean …..


Wilayah Nabatean sendiri adalah terbentang antara perbatasan Syria dengan Arab dari sungai Eufrat hingga Laut Merah.
Sumber : Encyclopaedia Britannica, sub topik Nabatean
member of a people of ancient Arabia whose settlements lay in the borderlands between Syria and Arabia, from the Euphrates River to the Red Sea. ……

Anggota masyarakat Arab kuno yang mendiami perbatasan antara Syria dan Arab, dari sungai Eufrat hingga Laut Merah ….


Leuce Come ini masih didaerah kekuasaan Nabatean, jadi lokasinya masih dekat dengan perbatasan Syria. Jadi kemungkinan adalah kota Al-Wajh modern di wilayah Tabuk – Arab Saudi. Perjalanan berlanjut menuju wilayah kekuasaan Aretas.
Sumber : Strabo, XVI.iv.24. 
… After a march of many days, therefore, he came to the territory of Aretas [modern Medina?], who was related to Obodas. Aretas received him in a friendly manner, and offered presents. But by the treachery of Syllaeus, Gallus was conducted by a difficult road through the country; for he occupied thirty days in passing through it..

… Setelah berjalan beberapa hari, Gallus mencapai wilayah kekuasaan Aretas, yang beraliansi dengan Obodas. Aretas menerimanya dengan ramah dan memberi hadiah. Tapi karena kebohongan Syllaeus (vivaldi : penunjuk jalan Gallus), Gallus harus melalui jalan yang sangat sulit melalui wilayah tersebut, dimana dia menghabiskan 30 hari melaluinya.


Sangat mungkin Aretas ini adalah penguasa wilayah Medinah. Sementara Obodas adalah penguasa Khaybar. Kedua kota ini berdekatan sehingga sangat mungkin keduanya beraliansi. Dengan tidak disebutkan nama kotanya menunjukkan bahwa ke 2 kota ini adalah kota yang sudah diketahui oleh umum. Medina dan Khaybar sudah disebutkan dalam jaman Nabonidus (550 SM), jadi diabad ke 1 SM pasti sudah merupakan kota yang dikenal. Dari Al-Wajh ke Medinah berjarak sekitar 380 km dengan melalui bukit-bukit yang cukup sulit tergambar dari kutipan diatas. Secara rata-rata Galus hanya dapat maju sekitar 13 km tiap harinya. 


Kota berikutnya adalah Negrani.
Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
The next country to which he came belonged to the nomads, and was in great part a complete desert [the Debae]. It was called Ararene. The king of the country was Sabos. Gallus spent fifty days in passing through this territory, for want of roads, and came to a city of the Negrani, and to a fertile country peacefully disposed. The king had fled, and the city was taken at the first onset. After a march of six days from thence, he came to the river [in the land of the Minae].

Wilayah selanjutnya yang didatanginya adalah kekuasaan suku nomaden, dan hampir seluruhnya adalah padang pasir. Wilayah itu disebut Ararene. Rajanya bernama Sabos. Gallus menghabiskan 50 hari melalui wilayah ini dan mencapai kota Negrani, wilayah subur yang telah ditinggalkan dengan sukarela. Raja telah melarikan diri dan kota diduduki segera. Setelah berjalan 6 hari dari sini, dia mencapai sebuah sungai [di wilayah Minae].


Perjalanan yang dilakukan adalah sekitar 50 hari melalui gurun pasir sebelum mencapai Negrani. Sangat mungkin Negrani disini adalah kota Taif. Jarak antara Medinah dengan Taif adalah sekitar 500 km,dilewati dalam 50 hari, berarti kecepatan adalah sekitar 10 km / hari. Kecepatan yang rendah ini karena sangat mungkin pada saat terjadi badai mereka harus berhenti berjalan.
Tiga indikasi lain yang menguatkan Negrani adalah Taif adalah :
1. Karena dari sini dengan berjalan selama 6 hari kearah selatan mereka menemukan sungai. Sungai ini adalah sebuah sungai yang terletak disebelah utara Al-Qunfudhah. Jarak antara Taif hingga sungai adalah sekitar 150 km, berarti mereka berjalan dengan kecepatan sekitar 25 km / hari.
2. Kota ini sama seperti Medinah berada disisi timur jajaran pegunungan. Jadi Gallus tampaknya berjalan menyusur tepi pegunungan.
3. Kota Al-Qunfudhah dengan sungainya relatif sudah dekat Yaman modern, yaitu sekitar 300 km arah utara Yaman. Jadi sangat mungkin kota al-Qunfudhah dan sungainya dijaman Gallus berada dibawah kekuasaan Minae dari Yaman.

Sumber : Encyclopaedia Britannica, sub topik: Yemen
The three most famous and largest of these empires were the Minaean, the Sabaean (the Biblical Sheba), and the Himyarite (called Homeritae by the Romans), all of which were known throughout the ancient Mediterranean world; their periods of ascendancy overlap somewhat, extending from roughly 1200 BC to AD 525.

Tiga kerajaan yang paling terkenal dan terbesar adalahMinaean, Saba dan Himyar, semuanya terkenal dalam sejarah kuno Mediteran, periode kekuasaan mereka berlangsung antara 1200 SM hingga 525 M.


Perjalanan berlanjut menuju Asca.
Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
Immediately afterwards he took the city called Asca, which had been abandoned by the king.. Segera setelah itu, dia menaklukkan kota Asca, yang telah ditinggalkan oleh rajanya.

Jadi setelah menemukan sungai, Galus segera mendapati sebuah kota yaitu Asca yang sangat mungkin adalah Qal’at. Jarak dari sungai ke Qal’at cukup dekat hanya sekitar 150 km. Jadi dapat ditaklukkan dengan segera.

Kemudian menuju Athrula.
Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
He thence came to a city Athrula, and took it without resistance; having placed a garrison there, and collected provisions for the march, consisting of grain and dates

Dia kemudian mencapai kota Athrula, dan menaklukkannya tanpa perlawanan, menempatkan satu garnisun disana, dan mengumpulkan persediaan untuk perjalanan selanjutnya, terdiri dari gandum dan kurma.


Sangat mungkin Athrula adalah kota Najran karena disinilah mereka menambah perbekalan karena Najran adalah kota yang subur dengan oasis. Sejarah mencatat kota ini dikunjungi Romawi pertama kali ditahun 24 SM yang adalah waktu saat Gallus melakukan ekspedisinya.

Sumber : Encyclopaedia Britannica, sub topik : Najran
town, oasis, ….. First visited by the Romans in 24 BC, …. Najran was one of the main centres producing frankincense and myrrh to supply the Mediterranean basin and the Middle East between 1000 BC and AD 600.

Kota, oasis …. Pertama kali dikunjungi orang Romawi di tahun 24 SM…. Najran adalah kota utama yang menghasilkan kemenyan dan mur yang menyuplai wilayah Mediterania dan Timur tengah antara 1000 SM dan 600 M.


Kemudian ke Marsiaba.
Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
he proceeded to a city Marsiaba, belonging to the nation of the Rhammanitae, who were subjects of Ilasarus. He assaulted and besieged it for six days, but raised the siege in consequence of a scarcity of water. …

Dia melanjutkan ke kota Marsiaba, yang dikuasai bangsa Rhammanita, yang takluk dibawah Ilasarus. Gallus menyerang dan mengepung kota selama 6 hari, dan meninggatkan kepungan akibat kekurangan air.


Sangat mungkin Marsiaba ini adalah Mar’ib sebuah kota yang terkenal dengan bendungannya yang jebol pada tahun 450 / 451 M.

Jadi dalam perjalanannya hingga mencapai Yaman, tidak ada sebuah kota yang bernama Mekah sama sekali. Jika saat itu Mekah sudah ada dengan mata airnya yaitu Zam Zam yang melimpah, tentu saja kota ini akan disinggahi oleh Gallus.
Di padang pasir, orang mungkin bisa menyembunyikan laut, TAPI TIDAK BISA MENYEMBUNYIKAN OASIS.
Setelah kegagalan menaklukkan Marsiaba, Gallus memutuskan untuk kembali ke Mesir. Dalam perjalanan pulang ini Gallus menggunakan jalan lain yang ternyata lebih cepat. Kota pertama adalah Negrana.

Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
he had time to take another route back; for he arrived in nine days at Negrana, where the battle was fought,
dia memiliki waktu untuk mengambil rute lain untuk kembali, Gallus mencapai Negrana dalam 9 hari, dimana terjadi pertempuran.


Negrana sangat mungkin adalah Sa’dah modern di Yaman.Jarak Mar’ib ke Sa’dah adalah sekitar 240 km, ditempuh dalam 9 hari. Berarti mereka berjalan rata-rata 27 km / hari. Kemudian Seven Wells.

Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
and thence in eleven days he came to the "Seven Wells" [modern Al-Qunfudhah], as the place is called from the fact of their existing there. Thence he marched through a desert country, and came to Chaalla a village,

dan kemudian dalam 11 hari mencapat “Tujuh Sumur”, tempat yang dinamakan menurut keberadaan sumur-sumur tersebut. Kemudian mereka berjalan melalui gurun pasir dan tiba di sebuah pemukiman bernama Chaala.


Para ahli menyatakan bahwa Tujuh Sumur ini adalah Al-Qunfudhah. Jarak Sa’dah ke Al-Qunfudhah adalah sekitar 370 km,ditempuh dalam 11 hari. Berarti mereka berjalan rata-rata 34 km / hari. Sementara Chaala kemungkinan adalah Al-Lith modern.
Kemudian menuju Malothas.

Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
and then to another called Malothas [perhaps modern Jeddah], situated on a river. 
Dan kemudian menuju Malothas, yang terletak disebuah sungai.

Kota ini terletak ditepi sebuah sungai dan sangat mungkin adalah kota Jedah modern karena ada sebuah sungai disana.

Sumber : Strabo, XVI.iv.24.
This road then lay through a desert country, which had only a few watering-places, as far as Egra [modern Yanbu] a village. It belongs to the territory of Obodus, and is situated upon the sea.
Jalan ini kemudian melalui padang pasir, yang hanya memiliki sangat sedikit tempat berair, hingga mencapai Egra. Kota ini masuk wilayah Obodus dan terletak ditepi pantai.


Setelah Jeddah, mereka mendapati Egra yang sangat mungkin adalah Yanbu modern karena terletak ditepi Laut Merah.
Lagi-lagi dalam perjalanan balik ini tidak ada kota dengan ciri-ciri Mekah disebutkan.

Kesimpulan :
Dalam perjalanan menuju Yaman, setelah mendarat di Al-Wajh, Gallus dan pasukannya bergerak kearah tenggara menuju jalur padang pasir dengan melewati kota Medinah – Taif – Qal’at – Najran dan berusaha menaklukkan Mar’ib. Sementara perjalanan pulang melewati jalur Mar’ib – Sa’dah – al-Qunfudhah – Al-Lith - Jedah dan Yanbu.

Tidak ada sama sekali penyebutkan kota seperti Mekah yang memiliki mata air Zam-Zamnya.
Jika saja Mekah dengan mata air zam-zamnya sudah ada sejak jaman Abraham (2000 SM), sudah barang tentu kota ini akan dilewati oleh Gallus karena di padang pasir, MATA AIR LEBIH BERHARGA DARIPADA EMAS BERLIAN.


BAGIAN KELIMA : DIODORUS SICULUS (ABAD 1 SM)
Kutipan berikut diterjemahkan secara bebas dari tulisan Islamic Awareness yang dapat diakses disini.

Diodorus Siculus adalah seorang sejarawan Yunani di abad 1 SM yang menuliskan Bibliotheca Historica, sebuah buku yang menggambarkan beberapa bagian dunia. Kutipan berikut adalah dari terjemahan Inggris yang dikutip oleh Gibbon dari buku Diodorus Siculus yang menggambarkan sebuah kuil yang dipandang sebagai kuil yang paling suci di Arab.
And a temple has been set-up there, which is very holy and exceedingly revered by all Arabians.
Dan sebuah kuil telah dibangun disana, yang sangat suci dan dihormati oleh semua orang Arab.


Komentar : Dalam usahanya untuk mencari pembenaran klaim bohong tersebut, tim dari Islamic Awareness harus membuat kebohongan lainnya.
Kutipan yang lebih lengkap adalah sbb : 
The people who inhabit the country beside the gulf ,who are named the Banizomenes, support themselves by hunting and eating the flesh of land animals. A very sacred temple has been established there which is highly revered by all the Arabs.
Orang yang menghuni wilayah disebelah teluk, dinamakan Banizomenes, yang hidup dari berburu dan memakan daging binatang darat, Dan sebuah kuil telah dibangun disana, yang sangat suci dan dihormati oleh semua orang Arab.

Jadi kuil ini adalah kuilnya orang Banizomenes, bukan kuilnya orang Quraish.
Terus dimana letak pemukiman Banizomenes itu. Dijelaskan oleh seorang sejarawan Agatharchides yang menulis buku berjudul On the Erythraean Sea ditahun 145 – 132 SM. Link
One encounters the Laeanites Gulf around which there are many villages of the so-called Nabataean Arabs….. Next after this section of the coast is a bay which extends into the interior of the country for a distance of not less than five hundreds stades. Those who inhabit the territory within the gulf are called Batmizomaneis and are hunters of land animals.
Seseorang menemukan sekeliling Teluk Laeanites dimana ada banyak pemukiman dari orang-orang Arab Nabatean….. Setelah wilayah ini yang masih dipinggir pantai adalah teluk yang menjorok masuk kedalam sekitar tidak kurang dari 500 stadia. Mereka yang mendiami wilayah ini dalam area teluk dinamakan Batmizomaneis yang adalah pemburu binatang darat.


Jadi kuil yang disebutkan berada di sekitar teluk Akaba yang terletak antara jazirah Sinai dengan Arab, sangat jauh dari Mekah. Itulah sebabnya tim Islamic Awareness sengaja memotong sebagian kalimat saja karena kalau dikutip semuanya maka kebohongan mereka akan langsung terlihat.

BAGIAN KEENAM : MENURUT PLINY (ABAD 1 M)
Setelah Mekah tidak tercatat dalam sejarah abad 6 SM, abad ke 5 SM dan abad 1 SM, kita coba lihat apa catatan sejarah pada abad ke-1 Masehi. Sumber adalah dari seorang penulis sekaligus seorang pemimpin skuadron prajurit Romawi yaitu Pliny. Pliny lahir di Como, Italia di tahun 23 M dan meninggal ditahun 79 M. Dia menyelesaikan bukunya yang berjudul “Natural History”ditahun 77 M. Dalam menyusun bukunya, Pliny mendasarkan pada perpustakaan Romawi. Di buku 6, bab 32 dan 33 Pliny mendaftarkan 92 suku dan 62 kota di Arab, namun tidak sekalipun menyebut suku Jurhum dan Adnan maupun kota Mekah. Tulisan Pliny ini memperkuat apa yang dilaporkan Strabbo sekitar 100 tahun sebelumnya dimana kota Mekah tidak dikenal.

BAGIAN KETUJUH : MENURUT CLAUDIUS PTOLEMY (ABAD 2 M)
Kutipan berikut diterjemahkan secara bebas dari tulisan Islamic Awareness yang dapat diakses disini.

Menarik mengetahui bahwa Claudius Ptolemy dari Alexandria, ahli matematika dan astronomi, terkenal sekitar 1 abad setelah Pliny, membuat peta dunia. Dia bukanlah ahli geografi sehingga bukunya hanya dimaksudkan untuk menjelaskan peta yang dia buat. Dia menyebutkan sekitar 114 kota dan pemukiman di Arab Felix.
Sebagai contoh, Dumaetha, dijelaskan berada di perbatasan utara Arab Felix adalah kota Daumet diabad pertengahan, dan sekarang adalah oasis besar yang bernama Jauf. Hejr, yang terkenal di jaman jahiliyah, sekarang dikenal sebagai Medayin Salih, adalah kota Egra menurut Ptolemy. Kota Thaim adalah Teima, yang terkenal karena inskripsinya tentang keberadaan kuil-kuil dan penduduk diabad 5 SM. Inilah Tema kota Ayub. Sementara Lathrippa, yang berlokasi disebelah dalam Iambia (Yambo), dikenal juga IAthrippa menurut Stephan dari Byzantium, Yathrib menurut tradisi Arab mula-mula, sekarang adalah El Medina.
Selain itu disebutkan juga tempat bernama Macoraba yang diidentifikasikan sebagai Mekah. Menurut GE von Grunebaum : Mecca is mentioned by Ptolemy, and the name he gives it allows us to identify it as a South Arabian foundation created around a sanctuary.
Mekah disebutkan oleh Ptolemy, dan nama yang diberikan oleh Ptolemy memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan lokasi itu di Arab Selatan yang dibangun disekitar tempat pemukiman.


Komentar :
Ahli Geografi Yunani, Claudius Ptolemy dari Alexandria, Mesir, lahir ditahun 90 M dan meninggal 168 M. Sekitar tahun 150 M dia mulai menaruh perhatian kepada masalah geografi. Dalam bukunya Geography, buku VI, bab 7, Ptolemy mendokumentasikan beberapa lokasi utama di Arab lengkap dengan koordinat bujur dan lintangnya.
Macoraba yang dilaporkan oleh Ptolemy tidaklah mungkin adalah Mekah dengan 3 alasan sbb.:
1. Dari struktur konsonan-nya, Macoraba (MCRB) berbeda dengan Mecca (MCC) yang mengindikasikan kota ini bukanlah Mekah. Yaqut al Hamawi seorang ahli geografi Arab (1179 M – 1229 M) pernah menyebutkan keberadaan sebuah kota yang bernama Maqarib (sumber : Mujam al-Buldan, iv, 587) Dari struktur konsonannya Maqarib (MQRB) lebih mendekati MCRB (Macoraba). Patricia Crone dalam bukunya Meccan Trade, Princeton University Press, 1987, halaman, 136 menyarankan lokasi Macoraba atau Maqarib ini dekat dengan Yathrib (Medinah).
2. Dari posisi bujur Strabo menuliskan bahwa Latriba (Yathrib atau Medinah) berada di 71 derajat. Sementara Macoraba berada di lokasi 73 derajat 20 menit. Ini berarti Macoraba berada disebelah timur Latriba (Medinah) 2 derajad 20 menit.. Sementara Mekah berada di bujur yang hampir sama dengan Medinah.
3. Dari posisi lintang Ptolemy menyebutkan Macoraba adalah kota ke 6 setelah Lathrippa (Medinah). Kota pertama yang disebutkan setelah Lathrippa adalah Carna. Kota Carna sendiri menurut Strabo masuk dalam kekuasaan Minaea diwilayah Yaman. Jadi Macoraba tidak mungkin Mekah karena tidak terletak di Yaman.

Sumber : The Geogrophy of Strabo | Buku 16, chapter iv, 2 | The Geogrophy of Strabo, volume vii, translated by Horace L. Jones , 1966, page 311). Link.
Bagian penting dari wilayah ini dikuasai oleh 4 suku besar, oleh Minaea … yang kota utamanya adalah Carna, setelah itu adalah Sabaeans, yang kota utamanya adalah Mariaba, setelah itu adalah Cattabanians, yang kota utamanya adalah Tamna, dan diujung timur, Chatramotitae, yang berarti Hadramout, yang kotanya adalah Sabata.

Carna dikenal sebagai kota terbesar di Yaman yang menjadi ibu kota kerajaan Minaea.

Seorang sejarawan lainnya yaitu Pliny dalam bukunya Natural history of Pliny; Book VI, chapter 32, menyebutkan sebuah kota dengan nama Mochorba, yang dikatakan adalah pelabuhan Oman di pantai Hadramout di Arab Selatan.
Hadramout sendiri adalah Oman modern.

Sumber : Encyclopaedia Britannica edisi 2003 | Topik : Hadramawt
ancient South Arabian kingdom that occupied what are now southern and southeastern Yemen and the present-day Sultanate of Oman (Muscat and Oman).
Kerajaan Arab kuno yang menguasai wilayah selatan dan tenggara Yaman dan sekarang adalah kesultanan Oman.


Karena Macoraba ini tidak muncul dalam catatan sejarah manapun selain tulisan Ptolemy, tampaknya Macoraba ini hanyalah pemukiman kecil yang eksis di abad 2 M pada masa Ptolemy dan kemudian ditinggalkan. Sangat mungkin sejumlah suku Oman dari Mochorba beremigrasi ke utara mendekati kota Carna dan pemukiman mereka dinamakan Macoraba dengan mengikuti nama kota asal mereka yaitu Mochorba.

BAGIAN KEDELAPAN : MENURUT PROCOPIUS DARI CAESAREA (ABAD 6 M)
Procopius hidup sekitar tahun 550 M. Dalam bukunya terdapat beberapa kesamaan dengan sumber dari Ibn Ishaq diatas.
Dimulai dengan penganiayaan orang-orang Kristen di Himyar (Yaman)
Sumber : History of the Wars, Procopius of Caesarea | Buku I.xix.1 - 16, 23 - 26; xx.1 – 13 : 
At about the time of this war Ellesthaeus, the king of the Ethiopians, who was a Christian and a most devoted adherent of this faith, discovered that a number of the Omeritae on the opposite mainland [modern Yemen] were oppressing the Christians there outrageously;
Pada waktu sekitar perang ini, Elesthaeus, raja dari Ethiopia, yang adalah seorang Kristen yang saleh, mendengar bahwa sejumlah orang himyar di wilayah Yaman menganiaya orang Kristen dengan kejam


Kisah penganiayaan ini terdapat dalam buku Ibn Ishaq.
Sumber : Sirah Ibnu Ishaq | Kisah Sejarah Nabi Tertua | Muhammadiyah University Press, Jilid 1, halaman 25. 
Dhu Nawas datang menyerang mereka dengan tentaranya dan memaksa penduduk untuk memeluk agama Yahudi, memberi pilihan kepada mereka antara hidup dan mati, mereka memilih mati. Maka kemudian Dhu Nawas menggali parit untuk mengubur mereka, membakar sebagian dari mereka dengan api, membunuh yang lain dengan pedang, sampai kemudian dia telah membunuh hamper dua puluh ribu penduduk … 

Kisah berlanjut dimana raja Himyar kemudian dikalahkan, digantikan oleh raja yang lain dan kemudian naiklah raja Abramus (Abrahah)
Sumber : Procopius, Buku I.xix.1 - 16, 23 - 26; xx.1 – 13 :
He therefore collected a fleet of ships and an army and came against them, and he conquered them in battle and slew both the king and many of the Omeritae. He then set up in his stead a Christian king, an Omeritae by birth, by name Esimiphaeus, ….
Sang raja kemudian mengirimkan kapal dan pasukan untuk menyerbu Himyar, dan berhasil menaklukkan mereka dan membunuh raja himyar dan banyak penduduknya. Dia kemudian menobatkan seorang keturunan Himyar menjadi raja, yaitu Esimiphaeus, …. 


These fellows at a time not long after this, in company with certain others, rose against the king Esimiphaeus and put him in confinement in one of the fortresses there, and established another king over the Omeritae, Abramus by name. Now this Abramus was a Christian, ……
Pengikut-pengikut Esimiphaeus, dengan dibantu beberapa pihak, memberontak terhadap sang raja dan menahannya dalam salah satu bentengnya, dan menobatkan raja baru terhadap Himyar, yaitu Abramus. Abramus adalah seorang Kristen …


Kisah ini terdapat juga dalam buku Ibn Ishaq.
Sumber : Ibn Ishaq, halaman 26 - 29
Daus berngkat ke Abissinia dengan membawa surat sang raja, dan kemudian raja Abissinia mengirimkan tujuh puluh ribu tentara ……… Aryat memegang kendali kekuasaan di Yaman selama beberapa tahun , tetapi kemudian Abrahah orang Abissinia memecah kekuasaannya …. Dan orang-orang Abissinia di Yaman menerima Abrahah sebagai pemimpin mereka …

Kisah berlanjut dimana Abramus mengalami 2 kali penyerbuan oleh pasukan raja Ethiopia, namun berhasil mengalahkan mereka.
Sumber : Procopius, Buku I.xix.1 - 16, 23 - 26; xx.1 – 13 :
When Ellesthaeus learned this, he was eager to punish Abramus together with those who had revolted with him for their injustice to Esimiphaeus, and he sent against them an army of three thousand men with one of his relatives as commander. This army, once there, was no longer willing to return home, but they wished to remain where they were in a goodly land, and so without the knowledge of their commander they opened negotiations with Abramus; then when they came to an engagement with their opponents, just as the fighting began, they killed their commander and joined the ranks of the enemy, and so remained there.
Ketika Ellesthaeus mendengar hal ini, dia hendak menghukum Abramus dan pengikutnya yang telah menurunkan raja Esimiphaeus, dan dia mengirimkan 3000 pasukan dengan seorang kerabatnya sebagai komandan. Namun pasukannya, saat berada di Himyar, tidak lagi ingin pulang, mereka ingin menetap di Himyar yang subur, dan tanpa sepengetahuan sang komandan, mereka bernegosiasi dengan Abramus dan mencapai kata sepakat saat pertempuran akan dimulai. Mereka membunuh sang komandan dan justru bergabung dengan pihak Abramus dan menetap disana.


But Ellesthaeus was greatly moved with anger and sent still another army against them; this force engaged with Abramus and his men, and, after suffering a severe defeat in the battle, straightway returned home.
Namun Ellesthaeus sangat marah dan mengirimkan lagi pasukan untuk menyerbu Himyar, dan terjadi pertempuran dengan pasukan Abramus. Setelah mengalami kekalahan parah, mereka kembali lagi ke Ethiophia.


Kisah kemudian berlanjut dimana Abramus berjanji untuk menyerbu Persia namun kemudian ditengah jalan membatalkan penyerbuannya ke Persia.
Sumber : History of the Wars, Procopius of Caesarea | Buku I.xix.1 - 16, 23-26; xx.1–13 :
Later on Abramus too, when at length he had established his power most securely, promised the Emperor Justinian many times to invade the land of Persia, but only once began the journey and then straightway turned back.
Dikemudian hari setelah kekuasaannya mantap, Abramus berjanji kepada Kaisar Justinian beberapa kali untuk menyerbu Persia, namun hanya sekali melakukan perjalanan dan kemudian langsung kembali lagi.


Uniknya kisah ini muncul dalam buku Ibn Ishaq namun dengan versi yang berbeda dimana dikisahkan Abrahah hendakmenyerbu ke Mekah, tempat yang dia sendiri tidak tahu dimana dan siapa pemimpinnya (lihat kembali bagian kesatu). Namun dengan ajaib gajah-gajah mereka tidak mau berjalan menyerbu Mekah, bahkan pasukan Abrahah dijatuhi batu-batu oleh burung-burung.

Sumber : Ibn Ishaq, halaman 38
Tiba-tiba gajah tersebut berlututut, dan Nufail segera melompat dan berlari kearah puncak gunung. Pasukan Abrahah mencoba untuk membangkitkan gajah tersebut tetapi gagal …… ketika mereka mengarahkan sang gajah ke Yaman maka serta merta gajah tersebut berdiri, tetapi ketika mereka memutar arahnya ke kota Mekah gajah itu kembali mogok. Kemudian tuhan mengirimkan kepada mereka sekawanan burung …. Tiap-tiap burung membawa tiga buah kerikil, seperti buah kacang, satu di paruh dan dua di cakar. Semua yang terkena lemparannya mati …..

Bahkan kisah ini masuk dalam Al-Qur’an.
QS 105 : 1 - 5
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah [1602]?
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?, dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).


Terlihat bagaimana Ibn Ishaq telah memelintir sejarah Abrahah demi kepentingan muslim dan Arab :
· Pasukan yang hendak menyerbu ke Persia, diplintir katanya hendak menyerbu ke Mekah, dengan alasan mau balas dendam karena ada orang Quraish yang merusak katerdral milik Abrahah di Yaman.
· Pasukan yang membatalkan niat menyerbu, diplintir katanya sang gajahlah yang tidak mau jalan
· Tidak ada sama sekali korban jiwa dipasukan Abrahah, diplintir katanya banyak yang mati karena dijatuhi kerikil sebesar kacang oleh burung.
· Bahkan Al-qur’an sendiri harus menambahkan kalimat dalam tanda kurung untuk mengaitkan dengan Ka’bah.
· Bagaimanapun usaha sejarawan muslim dan Ibn Ishaq mendistorsi kisah ini tetap menimbulkan keganjilan, yaitu :
· Abrahah tidak tahu dimana kota Mekah sampai harus diantar oleh orang Thaif
· Abrahah tidak tahu siapa pemimpin kota Mekah sampai harus bertanya-tanya.

ORANG MAU BERPERANG KOK TIDAK TAHU SIAPA YANG MAU DISERBU DAN DIMANA HARUS DISERBU ?!? Piye to iki mas???

KESIMPULAN.
Dari uraian diatas yang membahas catatan sejarah dalamrentang waktu 550 SM hingga 550 M jelas tidak ada laporan tentang keberadaan kota Mekah ataupun kota dengan ciri-ciri Mekah. Konsekuensinya adalah klaim Mekah, Kabah dan Zamzam sudah ada dijaman Abraham adalah klaim bohong belaka

Beberapa pakar muslim mengakui hal ini, berikut kutipannya :
1) Dr. Taha Hussein, seorang profesor dari Mesir, pendapatnya dikutip dalam buku Mizan al Islam karya Anwar Jundi, halaman 170 :
“Dalam kasus cerita Abraham dan Ismail membangun Kabah cukup jelas, cerita ini MUNCUL BELAKANGAN disaat Islam mulai berkembang. Islam mengeploitasi kisah ini untuk kepentingan agama” 

Siapa DR. Taha Husayn.
Dikutip dari : Encyclopaedia Britannica edisi 2003 | Sub Topik : Taha Hussein

Lahir Nov. 14, 1889, Maghaghah, Mesir | Meninggal Oct. 28, 1973, Kairo.
Figur yang menonjol dalam khasanah Mesir modern …..Ditahun 1902 dia belajar di Al-Azhar, Kairo …… Ditahun 1908 dia masuk Universitas Kairo dan di tahun 1914 menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor …… Taha menjadi professor Kebudayaan Arab di Universitas Kairo, karirnya dipenuhi dengan gejolak karena pandangan-pandangan kritisnya yang sering membuat marah kaum Islam ortodoks. ….Tahun 1926 dia menerbitkan buku On Pre-Islamic Poetry, dalam buku ini dia menyimpulkan beberapa syair-syair yang dinyatakan pra Islam sebetulnya adalah pemalsuan oleh muslim kemudian karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk memberikan otoritas kepada Al-Qur’an. Karena buku ini, dia dinyatakan kafir. ….. Taha kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan ditahun 1950 – 1952 …..


2) W Aliyudin Shareef, dalam buku In Response to Robert Morey’s Islamic Invasion, halaman 3–4: “Pada masa sebelum Islam, Ismail TIDAK PERNAH DISEBUTKAN sebagai Bapa Bangsa Arab”

3) Muhammad Husain Haekal, Dalam bukuna : Sejarah Hidup Muhammad | BAGIAN KEDUA: MEKAH, KA'BAH DAN QURAISY.
….. Untuk mengetahui sejarah dibangunnya kota ini SUNGGUH SUKAR SEKALI. MUNGKIN sekali ia bertolak ke masa ribuan tahun yang lalu. ……. MUNGKIN sekali Ismail anak Ibrahim itu orang pertama yang menjadikannya sebagai tempat tinggal, …. Kalau Ismail adalah orang pertama yang menjadikan Mekah sebagai tempat tinggal, maka sejarah tempat ini sebelum itu GELAP SEKALI.


Tentu saja sejarah Mekah Pra Islam GELAP SEKALI karena memang belum ada dijaman Abraham dan Ismail

4) Martin Lings
Dalam bukunya : Muhammad – Kisah Hidup Nabi Berdasar Sumber Klasik,
Serambi Ilmu Semesta, 2002, halaman 10.

... Ada 2 pusat suci yang melingkupi Ibrahim : satu didaerahnya, dan satu lagi MUNGKIN BELUM DIKETAHUI, dan MUNGKIN KESANALAH Hajar dan Ismail dituntun, kesuatu lembah tandus di Arabia ....... Lembah itu bernama Bakah.

Tentu saja sejarah Mekah Pra Islam BELUM DIKETAHUI, karena memang belum ada dijaman Abraham dan Ismail 

Jadi, kapan kota Mekah dan Kabah didirikan? :
· Dengan mengacu pada puisi pra Islam yang digantung di Kabah jelas mengindikasikan pembangun kuil adalah Quraish. Pembangunan kuil biasanya bersamaan dengan pem-bangunan kota. Quraish sendiri kemungkinan besar hidup di akhir abad ke 2 M.
· Dengan berandai-andai bahwa Macoraba memang adalah Mekah tetap saja kota ini baru muncul di panggung sejarah sekitar pertengahan abad 2 M.

Dapat dinyatakn bahwa kota Mekah dan Kabah baru ada paling cepat di abad ke 2 M.

Jadi kapan mata air Zamzam dan Batu hitam ditemukan :
Sumur Zamzam dan batu hitam baru ditemukan pertama kali oleh Abdul Muthallib sang kakek Muhammad SAWdi awal tahun 500-an M.