Mitos -14- Perang Salib
Perang
Salib, satu di antara dua hal yang paling sering dipakai untuk
menyerang Gereja Katolik. Satu hal yang lain ada Inkuisisi. Sering
penyerang mengutip fakta sejarah separuh-separuh, sedang mereka yang
diserang tidak tahu fakta sejarah sama sekali. Mari kita kali ini
melihat masalah Perang Salib secara umum.
Sebenarnya Perang Salib itu apa?
Perang
Salib sering digambarkan sebagai usaha orang Kristen Eropa untuk
menduduki tanah Islam, yaitu Timur Tengah. Orang Islam sendiri
digambarkan sebagai pihak yang cinta damai. Ini adalah gambaran yang
salah. Secara historis, sebagian daerah Timur Tengah adalah tanah
Kristen. Meski propaganda Islam mengatakan bahwa agama Islam adalah
agama damai, kenyataannya tidak demikian. Islam berkembang melalui
peperangan. Pada saat kelahiran Islam pada abad ketujuh, Muhammad
memimpin perang di Jazirah Arab. Pasukan Arab Islam menghadapi dua
kerajaan besar dunia waktu itu yang saling berperang, Byzantium dan
Persia. Byzantium didominasi oleh Kristen sedang Persia oleh Zoroaster.
Kerajaan Persia berhasil ditaklukkan dan terserap ke dominasi Islam.(1)
Zoroaster sekarang tinggal dijalankan oleh sejumlah kecil keluarga.
Sekarang tujuan invasi Islam tinggl satu yaitu Byzantium. Seluruh
tentara Byzantium di Timur Tengah dikalahkan oleh tentara Arab Islam
pada 636 dan Yerusalem jatuh pada tahun 638.(2)
Invasi Islam |
Pada
abad kedelapan, bangsa Arab, sambil membawa Islam, telah menaklukkan
seluruh Afrika Utara, yang sebelumnya didiami orang Kristen.(1) Penduduk
Afrika Utara, bangsa Berber, yang sebelumnya Kristen sekarang menjadi
Islam. Bahkan tentara Berber Islam pada tahun 711 telah mendarat di
daratan Spanyol atas nama Kekhalifahan Umayyad (Arab) dan menghancurkan
pasukan Kristen Visigoth. Pada tahun 712 mereka telah mencapai jantung
Semenanjung Iberia. Pada tahun 730, tentara Berber Islam (ditambah
tentara Arab Islam yang datang belakangan) ini telah memasuki jantung
Perancis. Mereka akhirnya dapat ditahan oleh Charles Martel di
Pertempuran Tours (Poitiers) pada tahun 732.(2)
Bataille de Poitires, oleh Charles de Steuben Perhatikan Salib tegak berdiri |
Kisah
penaklukan dunia oleh bangsa Islam tidak berhenti di sana. Pada abad
kedelapan, bangsa Islam telah menguasai Sisilia (bagian Italia sekarang)
dan beberapa pulau Mediterania.(2) Pada abad kesebelas, dunia Islam
dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman),(2) yang telah
menaklukkan Asia Kecil (Republik Turki sekarang), yang juga merupakan
daerah Kristen. Semua daerah Kristen ini (kecuali Spanyol dan Perancis)
adalah wilayah Byzantium dulunya. Kerajaan Byzantium yang dulunya luas
sekarang hanya tersisa sedikit. Bahkan Kerajaan Byzantium sekarang
menghadapi masalah besar yaitu tentara Islam yang berkemah di luar
ibukota Constantinople. Penguasa Constantinople meminta bantuan kepada
kerajaan Eropa lainnya. Paus Urban II menjawab pada Konsili Clermont
1095 dengan meminta para ksatria Eropa untuk membantu Byzantium. Ini lah
yang menjadi Perang Salib. Perang salib bukanlah usaha Paus yang gila
kuasa untuk menyerang kaum lemah lembut cinta damai. Perang Salib adalah
usaha bangsa Kristen Eropa untuk bertahan dari gempuran Islam, yang
dalam 400 tahun telah berhasil menguasai 2/3 tanah Kristen dan
mengeringkan 3/5 Patriarchate (Alexandria, Antiokhia, Yerusalem).(1)
Wilayah Kekhalifahan Ottoman, pada saat kejayaannya |
Tentara
Salib sendiri sering digambarkan sebagai tentara yang haus kekayaan,
ketenaran dan popularitas. Para pemimpin Tentara Salib katanya adalah
anak bangsawan kedua atau ketiga, yang tidak memiliki tanah dan kuasa
karena mereka bukan ahli waris. Tujuan mereka bergabung dengan Tentara
Salib adalah demi mendapatkan gelar, kuasa, kekayaan dan tanah.
Kenyataannya berbeda jauh. Pemimpin Tentara Salib adalah para raja suatu
kerajaan atau putra mahkota. Tujuan mereka bersifat spiritual. Mereka
bergabung dengan Tentara Salib sebagai tanda penitensi dan peziarahan.
Gereja Katolik sendiri memberikan para Tentara Salib indulgensi
peziarah. Banyak di antara mereka rela menggadaikan tanah milik mereka
demi membiayai pengadaan pasukan dan artileri yang tidak sedikit. Banyak
di antara mereka akhirnya pulang dalam keadaan miskin.(1)
Tujuan
Perang Salib ada dua. Pertama membantu Gereja Timur menangkal serangan
Islam, sebagaimana yang mereka minta. Kedua, menguasai Yerusalem lagi
yang telah ditaklukkan oleh Islam sehingga orang Kristen dapat berziarah
dengan aman.(1) Ketika berada di bawah kekuasaan tentara Arab Islam,
bangsa Kristen tetap diberi kebebasan menjalankan ziarah ke Yerusalem
(kecuali saat kekuasaan Kalifah Hakim si Gila, yang menghancurkan gereja
dan menganiaya orang Yahudi dan Kristen). Hal ini berbeda saat dunia
Islam dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman). Mereka menutup
kota Yerusalem. Orang Kristen dilarang berziarah.(2) Tentara Salib tidak
pernah berniat menduduki Jazirah Arab, rumah kelahiran Islam. Ini
menandakan bahwa Perang Salib murni bersifat bertahan.(3)
St. Bernard de Clairvaux, Preaching for Crusade, pelukis tidak diketahui |
Perang
Salib adalah perang. Ini bearti pasti ada pembunuhan dan aneka tindakan
brutal lainnya. Meski bukan tujuan utama, Tentara Salib tidak menolak
jarahan tetapi penjarahan adalah suatu tindakan lazim dalam perang meski
sampai kini. Perang Salib juga tidak ditujukan untuk menyerang kaum
Yahudi meski pada kenyataannya beberapa daerah Yahudi diserang. Atas
kejadian, ini Paus, para uskup dan pengkhotbah (mis. St. Bernard)
jelas-jelas mengutuknya. Korban di pihak Yahudi dapat dianggap sebagai
“collateral damage” yang pasti terjadi di setiap perang.(1)
Episode Perang Salib
Setelah
membersihkan benak dari berbagai mitos tidak benar akan Perang Salib,
mari kita sekarang melihat episode Perang Salib itu sendiri.
Perang Salib Pertama
Pada
1071, tentara Byzantium berhasil dikalahkan oleh tentara Turki Islam di
Manzikert, dekar Armenia. Ini bearti seluruh wilayah Byzantium di Asia
Kecil terbuka tanpa pertahanan. Dengan cepat tentara Turki Islam ini
berkemah di Nicea, dekat Constantinople, ibukota Byzantium. Kaisar
Byzantium, Alexius Comnenus, memohon bantuan kepada Paus. Sialnya Paus
saat itu, Gregorius VII, meski sempat berpikiran untuk memimpin langsung
bala bantuan ke Byzantium, sedang ribut dengan Kaisar Romawi Suci,
Henry IV, dan invasi Normandia oleh Robert Guiscard.(2)
Kota Manzikert terletak di atas kanan yang ada tulisan 1071 |
Permohonan
putus asa Byzantium ini baru mendapatkan perhatian yang memadai oleh
Paus berikutnya, Paus Urban II. Pada musim semi 1095, paus mengizinkan
utusan Byzantium untuk menyampaikan permohonan mereka di Konsili
Piacenza. Paus Urban II memberi hukuman bagi bangsawan yang enggan
membantu. Kemudian Paus, pada 27 November 1095, memberikan khotbah pada
Konsili Clermont. Reaksi para pendengar sungguh mengagetkan.(2)
Paus Urban II pada Konsili Clermont |
Serendak
seluruh peserta Konsili merespon positif. Mereka mengambil salib merah
sebagai lambang tentara. Dalam beberapa jam, seluruh kain berwarna merah
lenyap dari kota karena dipotong menjadi lambang salib dan dijahit ke
pakaian para kesatria.(3) Petani pun merespon seruan ini. Ribuan petani
dan kesatria tak berpengalaman berjalan kaki dari Eropa ke Timur Tengah
dan memasuki daerah musuh tanpa garis komando yang jelas, tanpa pemimpin
tunggal, tanpa logistik, tanpa taktik yang rinci. Mereka hanya ingin
menolong Gereja Timur dan membebaskan Yerusalem. Alhasil, dengan
mudahnya mereka dikalahkan. Tentara yang dibangun atas spontanitas ini
disebut Tentara Salib Petani (Peasant Crusade) atau Tentara Salib Rakyat
(Peoples’ Crusade). Karena tidak memiliki pemimpin, Tentara Salib ini
bergerak tidak terpimpin. Beberapa kelompok, sedihnya, menyerang kaum
Yahudi.(3)
Para
baron Frankis menghimpun kekuatan dan memimpin Tentara Salib dengan
lebih persiapan yang lebih baik pada tahun 1096. Saat ini tidak ada raja
yang ikut. Tentara Salib kali ini dipimpin oleh Bohemond of Taranto,
Raymond of Tolouse, Hugh of Vermandois, Godfrey of Bouillon, Balwin of
Bologne, Robert of Flanders, dan Robert of Normandy. Paus Urban II juga
mengirimkan utusannya, Uskup Le Puy, Mgr. Adhemar, yang akan berperan
menjada keharmonisan para pemimpin ini. (2,3)
Tentara
ini mencapai Constantinople pada April 1907. Pada Juni 1097 mereka
berhasil mengembalikan Nicea (kota dekat Constantinople) ke tangan orang
Kristen. Pada tanggal 1 Juli 1907, Tentara Salib menyerang Dorylaeum.
Pada Oktober 1907, Tentara Salib mencapai Antiokhia dan mengepungnya.
Pada tahun 1908 Antiokhia dibebaskan. Meski sempat dikempung balik,
Tentara Salib berhasil menghalau tentara Turki Islam pada tanggal 28
Juni 1098. Para pemimpin setuju untuk beristirahat hingga tanggal 1
November 1098. Pada bulan Agustus, Uskup Adhmar meninggal tanpa
meninggalkan pengganti. Sekarang para pemimpin kehilangan pemersatu.
Bohemond enggan berangkat dan ingin menguasai Antiokhia sendirian.
Raymond of Tolouse tetap ingin menyerang Yerusalem. Para tentara mendung
Raymond bahkan mengancam akan merubuhkan tembok kota bila mereka
diperintah untuk tinggal di Antiokhia.(3)
Pada
tanggal 13 Januari 1099, Raymond memimpin Tentara Salib menuju
Yerusalem. Pada tanggal 7 Juni, Tentara Salib berhasil melihat Yerusalem
dari Mountjoy, tempat para peziarah menatap Yerusalem pertama kali
dalam peziarahan mereka. Saat ini ditandai dengan air mata haru dan
ucapan syukur sambil berlutut oleh para tentara kepada Tuhan karena
telah menyertai peziarahan mereka.(3)
Pengepungan
Yerusalem lebih sulit daripada Antiokhia. Di tengah keputus-asaan,
seseorang dari tentara mengatakan bahwa ia mendapat mimpi dari Uskup
Adhemar yang meminta mereka mengitari tembok Yerusalem di siang hari
terik dengan telanjang kaki, berpuasa dan memohon kepada Tuhan. Para
tentara mendapatkan semangat mereka lagi dan benar-benar melakukan
permintaan Uskup Adhemar. Pada tanggal 15 Juni 1099, Tentara Salib mulai
menyerang kota Yerusalem lagi. Godfrey of Bouillon bahkan melakukannya
sambil memanggul salib. Tentara Godfrey berhasil masuk dan membuka
Gerbang St. Stefanus. Tetapi Yerusalem baru jatuh setelah tentara
Raymond ikut masuk ke Yerusalem. (3)
Mungkin gambar ini lebih cocok untuk Tentara Salib yang berziarah |
Pada
Juli 1099, Yerusalem berhasil dibebaskan. Terjadi Penjarahan dan
pembunuhan orang tidak berdosa (The Sack of Jerusalem). Baik Raymond
maupun Godfrey tidak terlibat dan tidak menyetujui tindakan ini. Banyak
pihak menyalahkan Tentara Salib akan Penjarahan Yerusalem ini, bahkan
menambahkan pembantaian menyebabkan banjir darah hingga setinggi mata
kaki. Pembantaian dan penjarahan kota taklukan adalah sesuatu yang biasa
pada perang terutama perang zaman dahulu. Meski ini terlihat brutal
dari kacamata modern, ini adalah sesuatu yang lazim bagi Abad
Pertengahan. Mengenai darah setinggi mata kaki, hal itu jelas tidak
mungkin. Dengan luas kota Yerusalem, dibutuhkan banyak sekali korban
untuk bisa menggenangi seluruh kota dengan darah hingga setinggi mata
kaki. Jumlah penduduk di sekitar Yerusalem saat itu pun tidak akan
mencukupi.(4)
Kerajaan
Salib di Timur Tengah didirikan. Raymond dan Godfrey menolak mahkota
Yerusalem dengan alasan mereka tidak mau mengenakan mahkota emas
sementara Tuhan Yesus mengenakan mahkota duri. Godfrey setuju untuk
menjaga Yerusalem. Dia menggunakan gelar “Pembela Makam Suci” (Defender
of the Holy Sepulcher). Kebanyakan dari tentara berziarah ke Makam Suci,
menuntaskan sumpah mereka dan kembali ke Eropa.(3) Sebenarnya istilah
“perang salib” adalah istilah modern. Orang yang terlibat dalam “perang
salib” itu sendiri menggunakan istilah “ziarah”.(2)
Tentara
Salib berhasil membangun Kerajaan Salib, yang dibagi menjadi empat
wilayah County of Edessa, Principality of Antiochia, County of Tripoly,
dan Kingdom of Jerusalem.(2) Untuk menjamin keamanan Yerusalem, ordo
militer Kesatria St John (Knight of St. John, atau Hospitaller)
didirikan. Sayangnya kejayaan ini tidak bertahan lama.(3)
Kingdom of Crusade |
Perang Salib Kedua
Pada
24 Desember 1144, County of Edessa jatuh ke tangan Turki dan Kurdi,
yang dipimpin oleh Zengi.(1,3) Bangsa Eropa merasa perlunya Perang Salib
baru. Raja Perancis, Louis VII of France dan Raja Jerman, Conrad III,
memimpin Perang Salib Kedua yang gagal ini. Parahnya lagi, Tentara Salib
menyerang Damaskus, kota yang awalnya merupakan sekutu Tentara Salib.
Kegagalan yang kontras dengan Perang Salib Pertama ini membuat bangsa
Eropa merasa diri dihukum Tuhan. Akibatnya, banyak gerakan awam bangkit
memperbaiki kehidupan religius masyarakat Eropa saat itu. Kaum awam pun
ikut berperan dengan puasa dan doa. Namun Tuhan berkata lain. Di pihak
Islam bangkit Saladin, pemimpin hebat dari suku Kurdi, yang berhasil
mempersatukan dunia Islam melawan kerajaan Kristen Eropa yang
terpecah-pecah. Pada 1187, sultan yang gemar menyerukan jihad terhadap
orang Kristen ini menang mutlak di Pertempuran Hattin. Sejak saat itu,
satu per satu kota Kerajaan Salib jatuh ke tangan tentara Islam,
termasuk Yerusalem pada tanggal 2 Oktober 1187. Kejadian inilah yang
diangkat ke layar lebar dalam “Kingdom of Heaven”. Hanya tersisa
beberapa pelabuhan yang dikuasai Tentara Salib. Relik Salib Suci diambil
oleh tentara Islam.(1)
Kekalahan Tentara Salib pada Pertempuran Hattin |
Perang Salib Ketiga
Kekalahan
tragis ini memancing Perang Salib Ketiga, yang dipimpin oleh Kaisar
Jerman Frederik I Barbarossa, Raja Perancis Philip II Agustus, dan Raja
Inggris Richard I Lionheart. Kaisar Barbarossa tenggelam saat berusaha
menyembragi sungai dengan kuda lengkap dengan baju zirahnya. Tentara
Jerman pulang. Raja Phillip II juga pulang setelah berhasil mengalahkan
kota Acre. Perang Salib Ketiga sekarang menjadi tanggung jawab penuh
Raja Richard. (1)
Ilustrasi yang menggambarkan tenggelamnya Barbarossa |
Raja
Richard I Lionheart adalah petarung unggul, ahli taktik yang
berpengalaman dan pemimpin yang hebat, bahkan dihormati oleh Sultan
Saladin. Sebenarnya kedua pemimpin ini saling menghormati dan saling
mengakui. Raja Richard berhasil mengusai seluruh pantai Timur Tengah,
tetapi tidak berhasil menguasai Yerusalem. Richard kemudian mengadakan
gencatan senjata dengan Saladin dan kembali ke Eropa. Saladin berjanji
akan mengizinkan peziarah memasuki Yerusalem selama mereka tidak
bersenjata. (1)
Perang Salib Keempat (1201-1204)
Perang
Salib Keempat, meski lebih dipersiapkan dan lebih heboh, tetap gagal
bahkan berakibat pahit, yaitu penjarahan Constantinople. (1) Mengapa
Perang Salib Keempat ini begitu bodoh, silakan lihat di sini.
Perang Salib Kelima (1217-1221)
Paus
Innocent III berniat membentuk Tentara Salib kelima tetapi meninggal
seblum menyelesaikannya (1217). Perang Salib kelima ini ditujukan ke
Mesir tetapi gagal juga. (3)
Perang Salib Keenam dan Ketujuh
St. Louis IX |
Raja
Perancis, St. Louis IX memimpin dua Perang salib dalam hidupnya. Yang
pertama berhasil menguasai Damietta di Mesir, namun tentara Islam
berhasil merebutnya kembali. Usaha kedua dihabiskan oleh St. Louis IX
terutama untuk memperkuat pertahanan tanpa berhasil menguasai Yerusalem.
Pada 1290, beliau berusaha menyerang Tunis namun meninggal dalam
perjalanan karena sakit dan usia tua. Pada tahun 1291, tentara Islam
berhasil mengusir Tentara Salib, Kerajaan salib lenyap dari peta. (1,3)
Mengapa Perang Salib gagal?
Pada
zaman Perang Salib, tentara Islam tumbuh menjadi kekuasaan adidaya
dunia. Mereka mengusai perdagangan dan ilmu pengetahuan. Salah satu hal
penting lainnya adalah tentara Islam lebih bersatu dibandingkan kerajaan
Eropa. (1)
Sementara
pihak lain menuding kelemahan iman bangsa Kristen Eropa, (1) saya ingin
melihat dari sudut yang lebih duniawi. Tentara Salib berasal dari
Eropa, menempuh perjalanan jauh hingga ke Timur Tengah. Saat itu,
transportasi tidak sebagus sekarang. Korban jatuh dengan cepat selama
perjalanan, entah karena kelelahan atau kecapaian. Medan pertempuran
juga berbeda. Medan Eropa berupa hutan di mana kuda adalah suatu
keuntungan sementara di Timur Tengah, medan perang berupa padang pasir
panas di mana unta adalah keuntungan. Belum lagi peristiwa bodoh
tenggelamnya Kaisar Barbarossa. Ini menandakan Tentara Salib tidak
menguasai medan dengan baik. Sistem logistik belum berkembang. Tentara
Salib bertempur dengan baju zirah yang cocok di udara sejuk Eropa tetapi
baju perang tentara Islam yang simpel terbukti lebih cocok untuk udara
gurun. Sering terjadi perdebatan kekuasaan antara pemimpin Tentara Salib
yang baru datang dengan penguasa Kerajaan Salib yang sudah ada duluan.
Ini disebabkan karena kerajaan Kristen Eropa bukan suatu kerajaan
tunggal sehingga persaingan kuasa terjadi. Belum lagi, kudeta dan perang
yang terjadi di daerah asal sementara sang raja berperang di Timur
Tengah. Semua hal ini menyebabkan kekalahan Tentara Salib.
Perkembangan Lanjut
Pada
tahun 1480, Sultan Mehmet II menguasai Otranto dan berniat menguasai
Roma. Sultan ini meninggal tiba-tiba dan rencananya pun ikut meninggal
bersama dengannya. Pada 1529, Sultan Sulaiman The Magnificent mengepung
Wina tetapi gagal merebutnya karena tidak membawa artileri yang memadai
lantaran hujan lebat.(1) Saya akan membahas kisah heroik martir Otranto
di sini.
Sementara
itu Renaissance merebak di Eropa. Sekarang Eropa berkembang pesat,
kekuatan ekonomi tentara Islam berhasil diimbangi. Ancaman invasi Islam
ditundukkan di Pertempuran Lepanto tahun 1571. Sejak saat itu, tidak ada
lagi usaha signifikan dari Islam untuk menduduki Eropa. Saya akan
menulis artikel terpisah mengenai Pertempuran Lepanto. Di Eropa sendiri
terjadi perubahan. Reformasi Protestan terjadi. Mereka menyangkal
keutamaan Paus dan doktrin indulgensi. Ini menyebabkan mimpi Perang
salib terkubur dan tak pernah dipikirkan lagi. (1)
Mehmet II |
Istilah
Perang Salib sendiri sering dipakai untuk hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan Timur Tengah. Contohnya Reconquista Spanyol sering
disebut Perang Salib. Inkuisisi Abad Pertengahan terhadap kaum Cathar
juga disebut Perang Salib. Perlawanan terhadap ajaran Jan Hus sekitar
1415 juga sering disebut Perang Salib. Ada pula Perang Salib yang
berhubungan dengan Timur Tengah tetapi tidak termasuk dalam ketujuh
rangkaian di atas misalnya Perang Salib Alexandria 1365, Perang Salib
Nikopolis 1396 dan Perang Salib Varna 1444.(2)
Sekarang
mengapa kaum Islam jengkel bila Perang Salib disinggung-singggung?
Bukannya mereka yang menang? Sebenarnya orang Islam bergembira akan
kemenangan mereka hingga abad ke-19, saat kolonialisme Eropa. Pada
sejarawan saat itu mendengung-dengungkan Perang Salib sebagai
kolonialisme Eropa pertama. Karena kolonialisme dibenci dan menimbulkan
sakit hati, Perang Salib pun dibenci dan menimbulkan sakit hati. Yang
tidak dimengerti adalah Perang Salib adalah usaha bertahan bangsa Eropa
Kristen dari ancaman orang Muslim yang merebut wilayah mereka, seperti
yang dijelaskan di atas. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan
kolonialisme.(5) Juga tidak perlu terburu-buru meminta maaf kepada orang
Islam mengenai Perang Salib. Toh mereka juga yang cari gara-gara
duluan. Orang yang meminta maaf perlu mengerti akan hal apa yang dia
mintai maaf. Perang Salib bukanlah kesalahan bangsa Kristen Eropa. Tidak
perlu kita sekarang meminta para leluhur Kristen Eropa dikutuk. Perang
Salib adalah bagian dari persaingan antara dua agama besar yaitu Kristen
dan Islam. Persiangan ini telah bermula sejak abad ketujuh hingga
sekarang. Perang Salib hanyalah letupan dari sesuatu yang mendidih di
bawah permukaan. Meminta maaf atas Perang Salib memang suatu langkah
yang mungkin dapat dipuji tetapi tidak akan dihargai oleh orang Islam.
Lebih baik bila fakta sejarah mengenai Perang Salib tidak dilihat dalam
kerangka benar-salah melainkan sebagai suatu fakta sejarah yang telah
terjadi.(6)
Kesimpulan
Perang
Salib adalah usaha bangsa Kristen Eropa untuk membebaskan Timur Tengah
dari cengkraman Islam. Para Tentara Salib adalah orang-orang saleh yang
rela menanggung derita perang demi tujuan mulia. Meski kenyataannya
Perang Salib tidak sukses besar, ini tidak bearti Tuhan meninggalkan
Gereja Katolik. Tuhan dapat membawa kebaikan dari sesuatu yang nampaknya
tidak baik. Perang Salib bukanlah kesalahan sejarah. Perang Salib
adalah peristiwa Abad Pertengahan sehingga analisis mengenainya harus
menggunakan kacamata Abad Pertengahan, bukan kacamata zaman modern.
Perang Salib memang harus terjadi. Deus Vult.
Referensi
1. Madden TF. The Real History of Crusade. Crisis Magazine. Vol 20. No 4. http://www.crisismagazine.com/2011/the-real-history-of-the-crusades
2. Crawford P. The Crusade. Online Reference Book for Medieval Study. 1997.http://www.the-orb.net/encyclop/religion/crusades/crusade.html
3. Carroll AW. The Crudase. Christ The King: Lord of History.Catholic Education. http://catholiceducation.org/articles/history/world/wh0010.html
4. Madden TF. Crusade Myth. Catholic Dossier. Vol 8. No 1. January-February 2002. Sebagaimana yang dikutip di http://www.allempires.com/forum/forum_posts.asp?TID=14184
5. Madden TF. Crusade Propaganda: The Abuse of Christianity’s Holy Wars. National Review. November 2001. http://www.catholicfidelity.com/apologetics-topics/crusades/crusade-propaganda-by-thomas-f-madden/
6. Smith JR. Rethinking the Crusades. First Things 101 (March 2000): 20-23.Catholic Education. http://catholiceducation.org/articles/history/world/wh0042.html
semua omongan mu itu dusta ... ka'bah itu bukan orang hindu tu buda yang membuatnya .. tetapi di buat sejak nabi ibrahim dan ismail anaknya .. nabi muhaad tidak pernah memperkosa ..
BalasHapusManusia kafir,sesungguhnya dirimu penyembah iblis yg membuat karangan cerita sendiri hanya untuk menyesatkan. cobalah buat satu ayat saja seperti al-quran jika kamu sanggup wahai terlaknat???
BalasHapus