Kamis, 13 Desember 2012

TENTARA MUHAMAD WAKTU MENYEBARKAN ISLAM

Kesedihan Muhammad atas Mekah Ketika Muhammad telah siap pindah dari Mekah ke Medinah, ia
pergi ke puncak gunung yang dapat melihat Mekah dari atasnya, dan berkata, “Oh Mekah, aku bersumpah, kamu adalah kota yang paling dekat dengan hatiku, dan kalau bukan karena pendudukmu yang mengusir aku, aku tidak akan meninggalkanmu. 


Dengan kata lain, Muhammad mengatakan betapa ia sangat mencintai Mekah. Ingatlah kata-
kata Muhammad, karena kita akan kembali mengunjungi kota ini setelah ia kembali ke Mekah,
delapan tahun kemudian. Setelah itu, Muhammad dan salah seorang pengikutnya yang sejati,
Abu Bakar, meninggalkan Mekah pada malam hari dan tiba di Medinah dengan selamat. Hal ini dikenal dengan hijrah kedua, atau naik haji. Kalender Islam menandai tanggalannya dimulai
dari tahun hijrah ini. Oleh karena itu, tahun 5 Hijrah, berarti lima tahun setelah setelah kepindahan
Muhammad ke Medinah. Setelah beberapa tahun mencari perlindungan, Muhammad sekarang berada dalam posisi yang aman. Lalu apa yang ia lakukan? Ijin untuk berperang
 

Di Mekah, Muhammad menghabiskan waktu tiga belas tahun untuk bekerjasama dan bertoleransi, tanpa
menggunakan kekerasan. Ia seringkali mengampuni orang- orang yang menyakitinya dan tidak mencoba untuk membalas dendam. Setelah ia pindah ke Medinah, anak domba yang lemah lembut ini berubah
menjadi singa yang mengaum. Sebelum berakhir satu tahun pertamanya di Medinah,
Muhammad mengumumkan bahwa Allah telah memberikannya ijin untuk berperang. Sejarah Islam mencatat:
 

“Kemudian rasul Allah mempersiapkan diri untuk berperang dalam melaksanakan perintah Allah, memerangi
musuh-musuhnya dan mereka yang menyembah banyak tuhan, yang berada di dekatnya dan yang Tuhan perintahkan untuk diperanginya. Ini adalah tahun ke tiga belas setelah panggilannya.
Selama tahun-tahun pertamanya di Medinah, Muhammad melakukan sendiri beberapa perampasan, tetapi ia juga mengirim kerabat atau pengikut setianya untuk melakukan perampasan. Ini termasuk juga mengirimkan pamannya, Hamzah, dengan tiga puluh tentara untuk melakukan serangan mendadak terhadap sebuah kereta dari Mekah dan mengirim sepupunya untuk menyerang beberapa orang suku Qurais, ketika mereka pergi
keluar dari Mekah. Orang-orang Mekah tidak mengorganisir satupun serangan berskala besar terhadap
Muhammad setelah ia meninggalkan Mekah. Namun, Muhammad memerintahkan sebuah serangan besar terhadap kereta dari Mekah yang akan pergi ke Siria atau kembali ke
Mekah. Ini adalah sebuah titik balik besar dalam sejarah Islam. Serangan ini lebih dari sekedar kepentingan ekonomi, ini adalah serangan terhadap pertahanan Mekah. Kereta-kereta ini hanya keluar dari Mekah dua kali dalam setahun. Mereka kembali dengan membawa makanan, gula, garam, dan pakaian yang dibutuhkan oleh orang-orang untuk bertahan hidup. Mekah adalah padang pasir yang tidak dapat menghasilkan cukup
banyak makanan, jadi mereka benar-benar bergantung pada hasil perdagangan. Jika
Muhammad berhasil melakukan penyerangan terhadap kereta- kereta dagang tersebut, maka Mekah akan mengalami penderitaan kelaparan. 


Sampai suatu hari, pemimpin dari sebuah kereta, Abu Sufyan, mendengar tentang kisah
Muhammad ini dan karenanya menghindari tempat di mana Muhammad sedang menunggu untuk merampok. (Ingatlah orang ini karena ia akan menjadi bagian dari kisah Muhammad lainnya nanti). Orang-orang dari Mekah kemudian memutuskan agar Muhammad diberikan hukuman atas maksudnya itu. Mereka ingin
berperang dengannya, dan dua kelompok bertemu di lembah Badar. Muhammad hanya
membawa sekitar tiga ratus orang bersamanya, tetapi mereka memenangkan peperangan dan membunuh
banyak penduduk Mekah (Perang Badar, tahun 624 M, 2 H). Hal ini menjadikan Muhammad sebagai pemimpin terbesar di Arab. (Walaupun ia telah mengalahkan musuh-musuh mereka, namun kota Mekah tetap berada di bawah kepemimpinan suku Qurais pada saat itu.) Perang Badar dianggap sebagai perang suci oleh semua orang. Muhammad mengatakan bahwa setan jibril datang kepadanya dengan memberikan wahyu bagaimana mencapai kemenangan mereka. Ini adalah surat ke 8 dalam Al-Quran, yang dinamakan, 


               “Rampasan Perang.” .
 

Empat hal penting dalam hal ini:
 

1. Wahyu tersebut mengatakan kepada umat Islam bagaimana membagi barang-barang yang mereka rampas dari pasukan yang kalah perang. “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan para pelancong.” -- Surat 8:41 – Terjemahan Ali Dengan kata lain, Muhammad
memperoleh 20% (bagian yang akan ia distribusikan kepada orang-orang miskin) dan sisanya 80% dibagi di antara orang- orang yang ikut berperang dengannya. Ini kedengarannya sangat baik ketika tentara Anda
hanya berjumlah tiga ratus orang, tetapi kemudian tentara Muhamad bertambah menjadi sepuluh ribu orang. Dengan jumlah tentara sebesar itu, maka setiap orang hanya mendapat 0,008% dibandingkan
Muhammad yang 20%. Ini menyebabkan timbul keluhan di antara para tentara.
2. Wahyu kemudian memerintahkan umat Islam untuk terus memerangi siapapun yang menolak Islam. “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah (orang- orang yang tidak percaya dan menyembah banyak tuhan, atau menyembah yang lain selain Allah), dan supaya agama itu (menyembah) semata-mata untuk Allah (di seluruh dunia).” -- Surat 8:41 -- “Hai nabi (Muhammad), kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua
ratus orang musuh .... karena mereka (orang-orang kafir) itu adalah kaum yang tidak mengerti.”
-- Surat 8:65 -- 

Jadi, cara paling aman dari serangan tentara Muhammad adalah dengan menerima Islam. “Katakanlah kepada orang- orang yang kafir itu, jika mereka berhenti (dari kekafirannya) niscaya Allah akan mengampuni
mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu, dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku
kepada mereka sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu.”
-- Surat 8:65 --
3. Wahyu ini memberitahukan umat Islam untuk bersiap-siap menghadapi misi berikutnya. “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang ... untuk menggentarkan musuh Allah dan musuhmu. ”
-- Surat 8:60 --
4. Wahyu ini memerintahkan mereka untuk berperang dengan keras. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-
banyaknya (baik dengan lidah maupun dalam pikiran) agar kamu beruntung.”
-- Surat 8:45 --
Muhammad mengajarkan bahwa misinya untuk menyebarluaskan Islam adalah dengan menggunakan perang suci. Ia memberikan otoritas kepada para pengikutnya untuk menyerang orang-orang yang
tidak percaya dan merampasi barang-barang mereka. UPAYA PENDUDUK MEKAH MENGHENTIKAN MUHAMMAD Seluruh tanah Arab merasa terancam oleh Muhammad. Di tahun 5 H, beberapa penyembah berhala dari Mekah kemudian bergabung dengan orang-orang Yahudi di Medinah untuk menyerang Muhammad. Umat Islam lalu menggali parit di sekitar kota Medinah dan berhasil menakut-nakuti orang-orang Mekah, yang kemudian menarik diri untuk mundur. Tidak terjadi perang pada saat itu. Dikenal sebagai Perang Parit, peristiwa ini sangat penting bagi sejarah
Islam karena jika Muhammad menderita kekalahan, maka masa depan Islam akan terancam.
Demikianlah, Muhammad terus melanjutkan penyebaran Islam dengan cara militer. Ia sendiri ditemani olehpara pejuang dalam dua puluh tujuh perampokan, dan sembilan diantaranya ia lakukan sendiri.
Umat Islam melakukan tiga puluh delapan perampokan dan perjalanan sementara Muhammad sendiri tinggal di Medinah. Muhammad terus menyampaikan wahyu dari setan jibrill sepanjang waktu tersebut. Pesan-pesan ini dikumpulkan dan ditambahkan ke dalam Al Quran, seperti biasanya. Wahyu yg baru ini mengijinkan penyebaran Islam dengan cara kekerasan dan teror berkepanjangan.

1 komentar:

  1. Fakta sejarah, penyebaran agama murni atau PERLUASAN KEKUASAAN ? ?
    Sebab kalo penyebaran agama murni, harusnya tanpa pedang n perang.
    Apa lagi fakta sejarah ttg invasi Islam ke India dll yg menimbulkan BANJIR DARAH

    Semoga bgs Indonesia tidak tergoda utk mengikuti cara perluasan kekuasaan dg
    menggunakan topeng AGAMA.

    BalasHapus