Kesedihan Muhammad atas
Mekah
Ketika Muhammad telah siap pindah dari Mekah ke Medinah, ia
pergi ke puncak gunung yang
dapat melihat Mekah dari
atasnya, dan berkata, “Oh
Mekah, aku bersumpah, kamu
adalah kota yang paling dekat dengan hatiku, dan kalau bukan
karena pendudukmu yang
mengusir aku, aku tidak akan
meninggalkanmu.
Dengan kata lain, Muhammad
mengatakan betapa ia sangat
mencintai Mekah. Ingatlah kata-
kata Muhammad, karena kita
akan kembali mengunjungi kota
ini setelah ia kembali ke Mekah,
delapan tahun kemudian.
Setelah itu, Muhammad dan salah
seorang pengikutnya yang sejati,
Abu Bakar, meninggalkan Mekah
pada malam hari dan tiba di
Medinah dengan selamat. Hal ini
dikenal dengan hijrah kedua,
atau naik haji. Kalender Islam
menandai tanggalannya dimulai
dari tahun hijrah ini. Oleh karena
itu, tahun 5 Hijrah, berarti lima
tahun setelah setelah kepindahan
Muhammad ke Medinah.
Setelah beberapa tahun mencari
perlindungan, Muhammad
sekarang berada dalam posisi
yang aman. Lalu apa yang ia
lakukan?
Ijin untuk berperang
Di Mekah, Muhammad
menghabiskan waktu tiga belas
tahun untuk bekerjasama dan
bertoleransi, tanpa
menggunakan kekerasan. Ia
seringkali mengampuni orang-
orang yang menyakitinya dan
tidak mencoba untuk membalas
dendam. Setelah ia pindah ke
Medinah, anak domba yang
lemah lembut ini berubah
menjadi singa yang mengaum.
Sebelum berakhir satu tahun
pertamanya di Medinah,
Muhammad mengumumkan
bahwa Allah telah
memberikannya ijin untuk
berperang. Sejarah Islam
mencatat:
“Kemudian rasul Allah
mempersiapkan diri untuk
berperang dalam melaksanakan
perintah Allah, memerangi
musuh-musuhnya dan mereka
yang menyembah banyak tuhan,
yang berada di dekatnya dan
yang Tuhan perintahkan untuk
diperanginya. Ini adalah tahun ke
tiga belas setelah panggilannya.
Selama tahun-tahun pertamanya
di Medinah, Muhammad
melakukan sendiri beberapa
perampasan, tetapi ia juga
mengirim kerabat atau pengikut
setianya untuk melakukan
perampasan. Ini termasuk juga
mengirimkan pamannya,
Hamzah, dengan tiga puluh
tentara untuk melakukan
serangan mendadak terhadap
sebuah kereta dari Mekah dan
mengirim sepupunya untuk
menyerang beberapa orang suku
Qurais, ketika mereka pergi
keluar dari Mekah.
Orang-orang Mekah tidak
mengorganisir satupun serangan
berskala besar terhadap
Muhammad setelah ia
meninggalkan Mekah. Namun,
Muhammad memerintahkan
sebuah serangan besar terhadap
kereta dari Mekah yang akan
pergi ke Siria atau kembali ke
Mekah. Ini adalah sebuah titik
balik besar dalam sejarah Islam.
Serangan ini lebih dari sekedar
kepentingan ekonomi, ini adalah
serangan terhadap pertahanan
Mekah. Kereta-kereta ini hanya
keluar dari Mekah dua kali dalam
setahun. Mereka kembali dengan
membawa makanan, gula,
garam, dan pakaian yang
dibutuhkan oleh orang-orang
untuk bertahan hidup. Mekah
adalah padang pasir yang tidak
dapat menghasilkan cukup
banyak makanan, jadi mereka
benar-benar bergantung pada
hasil perdagangan. Jika
Muhammad berhasil melakukan
penyerangan terhadap kereta-
kereta dagang tersebut, maka
Mekah akan mengalami
penderitaan kelaparan.
Sampai suatu hari, pemimpin
dari sebuah kereta, Abu Sufyan,
mendengar tentang kisah
Muhammad ini dan karenanya
menghindari tempat di mana
Muhammad sedang menunggu
untuk merampok. (Ingatlah
orang ini karena ia akan menjadi
bagian dari kisah Muhammad
lainnya nanti).
Orang-orang dari Mekah
kemudian memutuskan agar
Muhammad diberikan hukuman
atas maksudnya itu. Mereka ingin
berperang dengannya, dan dua
kelompok bertemu di lembah
Badar. Muhammad hanya
membawa sekitar tiga ratus
orang bersamanya, tetapi
mereka memenangkan
peperangan dan membunuh
banyak penduduk Mekah (Perang
Badar, tahun 624 M, 2 H).
Hal ini menjadikan Muhammad
sebagai pemimpin terbesar di
Arab. (Walaupun ia telah
mengalahkan musuh-musuh
mereka, namun kota Mekah tetap
berada di bawah kepemimpinan
suku Qurais pada saat itu.)
Perang Badar dianggap sebagai
perang suci oleh semua orang.
Muhammad mengatakan bahwa
setan jibril datang kepadanya
dengan memberikan wahyu
bagaimana mencapai
kemenangan mereka. Ini adalah
surat ke 8 dalam Al-Quran, yang
dinamakan,
“Rampasan
Perang.” .
Empat hal penting dalam hal ini:
1. Wahyu tersebut mengatakan
kepada umat Islam bagaimana
membagi barang-barang yang
mereka rampas dari pasukan
yang kalah perang.
“Ketahuilah, sesungguhnya apa
saja yang dapat kamu peroleh
sebagai rampasan perang, maka
sesungguhnya seperlima untuk
Allah, rasul, kerabat rasul, anak-
anak yatim, orang-orang miskin
dan para pelancong.”
-- Surat 8:41 – Terjemahan Ali
Dengan kata lain, Muhammad
memperoleh 20% (bagian yang
akan ia distribusikan kepada
orang-orang miskin) dan sisanya
80% dibagi di antara orang-
orang yang ikut berperang
dengannya. Ini kedengarannya
sangat baik ketika tentara Anda
hanya berjumlah tiga ratus
orang, tetapi kemudian tentara
Muhamad bertambah menjadi
sepuluh ribu orang. Dengan
jumlah tentara sebesar itu, maka
setiap orang hanya mendapat
0,008% dibandingkan
Muhammad yang 20%. Ini
menyebabkan timbul keluhan di
antara para tentara.
2. Wahyu kemudian
memerintahkan umat Islam
untuk terus memerangi siapapun
yang menolak Islam.
“Dan perangilah mereka,
supaya jangan ada fitnah (orang-
orang yang tidak percaya dan
menyembah banyak tuhan, atau
menyembah yang lain selain
Allah), dan supaya agama itu
(menyembah) semata-mata
untuk Allah (di seluruh dunia).”
-- Surat 8:41 --
“Hai nabi (Muhammad),
kobarkanlah semangat para
mukmin itu untuk berperang.
Jika ada dua puluh orang yang
sabar di antara kamu, niscaya
mereka dapat mengalahkan dua
ratus orang musuh .... karena
mereka (orang-orang kafir) itu
adalah kaum yang tidak
mengerti.”
-- Surat 8:65 --
Jadi, cara paling aman dari
serangan tentara Muhammad
adalah dengan menerima Islam.
“Katakanlah kepada orang-
orang yang kafir itu, jika mereka
berhenti (dari kekafirannya)
niscaya Allah akan mengampuni
mereka tentang dosa-dosa
mereka yang sudah lalu, dan jika
mereka kembali lagi
sesungguhnya akan berlaku
kepada mereka sunnah (Allah
terhadap) orang-orang
dahulu.”
-- Surat 8:65 --
3. Wahyu ini memberitahukan
umat Islam untuk bersiap-siap
menghadapi misi berikutnya.
“Dan siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang ...
untuk menggentarkan musuh
Allah dan musuhmu. ”
-- Surat 8:60 --
4. Wahyu ini memerintahkan
mereka untuk berperang dengan
keras.
“Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu
memerangi pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah kamu dan
sebutlah (nama) Allah sebanyak-
banyaknya (baik dengan lidah
maupun dalam pikiran) agar
kamu beruntung.”
-- Surat 8:45 --
Muhammad mengajarkan bahwa
misinya untuk menyebarluaskan
Islam adalah dengan
menggunakan perang suci. Ia
memberikan otoritas kepada
para pengikutnya untuk
menyerang orang-orang yang
tidak percaya dan merampasi
barang-barang mereka.
UPAYA PENDUDUK MEKAH
MENGHENTIKAN MUHAMMAD
Seluruh tanah Arab merasa
terancam oleh Muhammad. Di
tahun 5 H, beberapa penyembah
berhala dari Mekah kemudian
bergabung dengan orang-orang
Yahudi di Medinah untuk
menyerang Muhammad. Umat
Islam lalu menggali parit di
sekitar kota Medinah dan berhasil
menakut-nakuti orang-orang
Mekah, yang kemudian menarik
diri untuk mundur. Tidak terjadi
perang pada saat itu. Dikenal
sebagai Perang Parit, peristiwa
ini sangat penting bagi sejarah
Islam karena jika Muhammad
menderita kekalahan, maka masa
depan Islam akan terancam.
Demikianlah, Muhammad terus
melanjutkan penyebaran Islam
dengan cara militer. Ia sendiri
ditemani olehpara pejuang
dalam dua puluh tujuh
perampokan, dan sembilan
diantaranya ia lakukan sendiri.
Umat Islam melakukan tiga
puluh delapan perampokan dan
perjalanan sementara
Muhammad sendiri tinggal di
Medinah.
Muhammad terus menyampaikan
wahyu dari setan jibrill sepanjang
waktu tersebut. Pesan-pesan ini
dikumpulkan dan ditambahkan
ke dalam Al Quran, seperti
biasanya.
Wahyu yg baru ini mengijinkan
penyebaran Islam dengan cara
kekerasan dan teror
berkepanjangan.
Fakta sejarah, penyebaran agama murni atau PERLUASAN KEKUASAAN ? ?
BalasHapusSebab kalo penyebaran agama murni, harusnya tanpa pedang n perang.
Apa lagi fakta sejarah ttg invasi Islam ke India dll yg menimbulkan BANJIR DARAH
Semoga bgs Indonesia tidak tergoda utk mengikuti cara perluasan kekuasaan dg
menggunakan topeng AGAMA.